Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Palu dan Donggala pada Jumat (28/09/2018) melumpuhkan kota tersebut dengan tsunami yang datang sesudahnya.
Menurut lembaga nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT), korban tewas akibat gempa di Palu dan Donggala sudah mencapai 1.203 orang.
Gempa Palu dan Donggala ini disebabkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar (Slike-Slip).
Tepat pukul 17.02 WIB di lokasi 0.18 LS dan 119.85 BT (26 kilometer dari Utara Donggala Sulawesi Tengah). Gempa ini masuk dalam kategori gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer. Kategori gempa ini mampu menimbulkan kerusakan yang besar jika dibandingkan dengan gempa lainnya.
Baca Juga
Kebanyakan gempa bumi terjadi karena pergerakan antara lempengan bumi seperti sesar normal, sesar terbalik, dan sesar mendatar.
Gempa Palu sendiri termasuk dalam sesar mendatar atau Strike Slip Fault yang tidak menghasilkan patahan vertikal. Sesar mendatar akan bergerak secara horizontal. Sumber gempa kali ini terjadi akibat pergeseran sesar Palu Koro.
Menurut Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), kawasan terjadi gempa memang dilalui oleh patahan aktif yang memanjang dari timur dan disebut sebagai Patahan Matano (Matano Fault).
Keberadaan patahan ini perlu diwaspadai karena bisa saja menimbulkan terjadinya gempa yang kuat di beberapa waktu mendatang.
Sebelum gempa Palu dan Donggala tahun 2018 ini, sejarah mencatat setidaknya sudah ada 10 tragedi yang sama dan terjadi di lokasi tersebut.
Gempa pertama terjadi pada tanggal 1 Desember 1927, gempa terjadi di Teluk Palu dan mengakibatkan 14 orang meninggal dunia dan 50 orang lainnya luka-luka.
Selanjutnya pada 30 Januari 1930, gempa yang disusul tsunami terjadi di Pantai Barat Kabupaten Donggala. Gempa ini datang dengan tsunami setinggi 2 meter yang berlangsung selama 2 menit.
Berlanjut pada 14 Agustus 1938, gempa melanda Teluk Tambu di Kecamatan Balaesang, Donggala. Gempa ini disusul tsunami setinggi 8-10 meter. Korban jiwa karena bencana ini mencapai 200 orang dan 790 rumah mengalami kerusakan. Wilayah pesisir pantai barat Donggala nyaris tenggelam karena bencana besar ini.
Tidur cukup lama, gempa kembali mengguncang wilayah Sausu, Kabupaten Donggala pada tahun 1994. Dua tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1996, gempa kembali terjadi di Selat Makassar yang diikuti tsunami dan menyapu seluruh pantai barat Kabupaten Donggala dan Toli Toli.
Setelah tidur lama, dalam tahun 1996, gempa kembali terjadi di Desa Bangkir, Tonggolobibi dan Donggala. Gempa ini disertai tsunami setinggi 3-4 meter.
Dua tahun kemudian, tepatnya 11 November 1998, gempa kembali melanda Kabupaten Donggala yang mengakibatkan ratusan rumah rusak parah.
Masuk tahun 2000-an, gempa kembali terjadi pada 24 Januari 2005. Gempa berpusat 16 km di tenggara Kota Palu. Akibatnya 1 orang meninggal dunia dan 4 orang lainnya luka-luka.
Pada 17 November 2008, gempa terjadi di Laut Sulawesi dan mengakibatkan 4 orang asal Kabupaten Buol meninggal dunia.
Sebelum gempa Palu tahun 2018 ini, tepat pada 18 Agustus 2012, gempa kembali terjadi di Kabupaten Sigi dan Parigi Montong. Gempa ini mengakibatkan sedikitnya 8 orang meninggal dunia.
Deretan gempa dan tsunami di atas yang pernah terjadi di wilayah sekitar Palu dan Donggala tentu memberikan duka mendalam untuk siapa saja yang menjadi korbannya.
Indonesia sebagai negara kepualaun memang rentan dengan gempa dan tsunami, untuk itu perlu peningkatan waspada terhadap beberapa bencana serupa ini ya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Apa Itu Ransomware yang Dianggap Berbahaya, Lengkap Sejarah Perkembangannya
-
Apa Itu NFC, Simak Penjelasan Lengkap Hingga Sejarahnya
-
Sejarah Mobile Legends, dari Awal Peluncuran hingga Populer Seperti Sekarang
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai
-
Kapan Gerhana Matahari Hibrida Kembali Terjadi di Indonesia
-
Mengapa Gempa 14 April 2023 Terasa di Banyak Wilayah? Begini Penjelasan BMKG
-
Gempa Jumat 14 April Guncang Wilayah Luas, BMKG: Bukan Gempa Tuban, Ini Gempa Laut Jawa