Senin, 29 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 22 Oktober 2018 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ilmuwan dan sekelompok teknisi baru saja menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kekeringan. Disebut dengan WEDEW, teknologi ini bisa menghasilkan air minum dari udara.

Dengan teknologi tersebut, tim ilmuwan itu juga berhasil memenangkan kompetisi Water Abundance XPrice.

Kompetisi ini bertujuan untuk menciptakan alat yang dapat menghasilkan air bersih yang cukup untuk 100 orang dalam satu hari.

Perangkat ini ditempatkan di dalam kotak kontainer dan dapat menghasilkan air bersih kapan dan dimana saja.

Teknologi WEDEW dan perangkat pelengkapnya akan diletakkan di atap gedung apartemen di daerah Nairobi.

Daerah itu terkenal sebagai zona bencana setelah terkena Badai Manila. Nairobi merupakan desa terpencil di Zimbabwe dan terkenal dengan cuaca yang kering.

Desainer dari teknologi WEDEW berasal dari Skywater Alliance dan berhasil menyabet hadiah sebesar 1,5 juta dolar AS atau Rp 22,3 miliar dalam kompetisi Water Abundance Xprize.

Pemimpin Water Abundance XPrice. (XPrice)

Dikutip dari Fast Company, kompetisi ini diluncurkan pada tahun 2016 dan meminta desainer atau ilmuwan untuk membangun perangkat khusus.

Perangkat harus bisa mengekstrak setidaknya dua ribu liter air per hari dari atmosfer menggunakan energi bersih dengan biaya tidak lebih dari 2 sen per satu liter.

Teknologi WEDEW merupakan singkatan dari Wood-to-Energy Deployed Water. Teknologi ini didesain dengan menggabungkan dua sistem yang ada.

Salah satu perangkat yang digunakan adalah Skywater, kotak besar yang meniru cara terbentuknya awan.

Dibutuhkan udara hangat yang menghantam udara dingin untuk membentuk tetesan kondensasi yang dapat digunakan sebagai air minum.

Air disimpan di dalam kotak kontainer kemudian dialirkan ke stasiun pengisian botol atau keran.

Ilustrasi teknologi WEDEW dan kontainer penyimpan air. (Skywater Alliance)

Proses ini membutuhkan energi listrik dalam jumlah besar sehingga peneliti mengakalinya dengan menggunakan gassifier biomassa.

Dengan menggunakan gassifier tersebut maka biaya sumber energi bisa ditekan menjadi semurah mungkin.

Gassifier akan diisi dengan serpihan kayu, batok kelapa, atau biomassa apa pun yang tersedia secara lokal.

Bahan-bahan kemudian diproses (proses pirolisis) sehingga menguapkan bahan tersebut.

Itu membuat sistem menjadi panas sehingga tercipta kondisi yang ideal untuk menjalankan mesin air-to-water (mesin penyedot air bersih dari udara).

Penemuan teknologi WEDEW sangat diapresiasi karena nantinya teknologi penghasil air minum ini bisa digunakan di daerah rawan bencana atau daerah yang kerap dilanda kekeringan.

BACA SELANJUTNYA

Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia