Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Semut drakula akan terdengar seperti semut yang gemar menghisap darah dan (mungkin) bisa berubah menjadi kelelawar.
Namun sayangnya, ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap semut drakula justru menemukan hal yang berbeda.
Semut langka yang berasal dari Madgaskar tersebut menyimpan bakat alam yang bisa membuat manusia takjub.
Semut ini juga biasa ditemui di hutan tropis Asia Tenggara dan Australia.
Baca Juga
Mempunyai struktur morfologi atau bentuh rahang yang mirip dengan gigi drakula, semut langka ini mempunyai kecepatan gerak yang luar biasa.
Bukan gerakan kaki yang dimaksud di sini, namun gerakan rahang mereka yang membuat ilmuwan takjub.
Dibandingkan dengan kecepatan gerakan jari manusia yang saling menutup atau menjepit, semut drakula atau Mystrium camillae memiliki kecepatan 1.000 kali lebih cepat.
Kecepatan ''jepitan'' rahang mereka ternyata mencapai 90 meter per detik atau 323 kilometer per jam.
Secara sederhana, itu berarti ''kuncian rahang'' semut drakula 5.000 kali lebih cepat dibandingkan dengan kedipan manusia.
Itu menjadikan semut drakula memiliki gerakan hewan tercepat di dunia yang pernah tercatat dalam sejarah.
Penelitian mengenai semut drakula telah diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science.
Selain morfologi aneh mereka, semut Mystrium camillae juga mengembangkan beberapa sifat biologis unik.
Mereka memiliki mekanisme pertahanan di mana mereka mematahkan mandibula (tulang rahang) untuk menghasilkan serangan yang kuat.
Dikutip dari Popular Science, penelitian mengenai semut drakula ini sangat penting bagi ilmuwan.
Penelitian akan memberikan wawasan tentang bagaimana evolusi dapat mencapai batas maksimalnya.
Itu juga akan akan memecahkan pengorbanan apa yang dilakukan hewan untuk menghasilkan gerakan super cepat tersebut.
Penelitian juga berusaha mengetahui bagaimana hubungan antara predator dan mangsanya.
Semut drakula akan diteliti lebih lanjut mengingat selama ini keberadaan mereka ''tersisihkan'' di dunia penelitian.
Hal itu sangat wajar karena semut drakula sangat jarang ditemui sehingga luput dari perhatian manusia.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir