Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 27 Desember 2018 | 13:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Hujan meteor biasanya akan menampilkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Namun tunggu dulu, seorang ilmuwan memperingatkan bahwa salah satu meteor berkemungkinan menabrak Bumi.

Pada 30 Juni 2018, sebuah benda berukuran sebuah gedung apartemen meluncur keluar dari langit dan meledak di atmosfer.

Peristiwa di Siberia itu memunculkan ledakan yang sangat kuat pada ketinggian sekitar 5 hingga 10 kilometer dari permukaan tanah.

Ledakan itu dikenal dengan peristiwa Tunguska dan berhasil meratakan pohon-pohon sepanjang 1.300 kilometer persegi.

Itu terjadi di salah satu tempat berpenduduk paling sedikit di Asia, sehingga tidak ada yang terbunuh terluka.

Peristiwa ledakan Tunguska diperkirakan mempunyai energi semburan udara antara 10-15 megaton TNT.

Sementara 15 megaton TNT mewakili energi sekitar 1.000 kali lebih besar dari bom Atom Hiroshima.

Para ilmuwan masih memperdebatkan asal usul objek besar tersebut, apakah meteor atau komet.

Namun hipotesis ilmuwan mengatakan bahwa itu adalah Beta Taurid, atau hujan meteor di siang hari.

Taurid adalah hujan meteor yang terjadi dua kali setahun, pada akhir Juni dan akhir Oktober atau awal November.

Peristiwa ledakan Tunguska meratakan ribuan pohon. (Wikimedia/ Vokrug Sveta)

Meteor yang jatuh pada bulan Juni dikenal dengan meteor Beta.

Sebuah penelitian terbaru dari Mark Boslough, seorang fisikawan di Los Alamos National Laboratory mengungkap sesuatu yang mengejutkan.

Ia mengatakan bahwa peristiwa pohon tumbang di Tunguska berasal dari area yang sama saat gerombolan meteor Taurid berkerumun.

Boslough dan Peter Brown, fisikawan dari Western University memberikan presentasi untuk menjelaskan hipotesis mereka di acara American Geophysical Union pada Desember 2018.

Mereka menyerukan agar ilmuwan melakukan observasi khusus pada Juni 2019 untuk mencari objek meteor yang mempunyai pola yang sama dengan Tunguska.

Puluhan tahun setelah peristiwa Tunguska, tempat ledakan tak ditumbuhi pohon. (Today History)

Tahun 2019 akan menjadi tahun terpadat ketika hujan meteor di aliran Taurid mendekati Bumi.

Para ilmuwan mengatakan bahwa itu berpotensi menjadi material meteor terkaya yang pernah masuk ke Bumi sejak tahun 1975.

''Jika objek Tunguska adalah anggota aliran Beta Taurid, maka minggu terakhir Juni 2019 akan menjadi kesempatan berikutnya dengan probabilitas tinggi tabrakan Tunguska terulang,'' kata Boslough dikutip dari NDTV.

Namun sejarah modern juga mencatat bahwa jumlah orang yang terbunuh oleh dampak asteroid adalah nol.

''Ini bukan sesuatu yang seharusnya membuatmu terjaga di malam hari,'' kata Peter Brown menambahkan.

Mereka juga menjelaskan bahwa ini baru sebatas dugaan mereka dan berharap peneliti lain ikut mengamati objek meteor di bulan Juni 2019.

Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay_sjxt)

Astronom yang bernama Amy Mainzer dari Jet Propulsion Laboratory NASA menyambut baik gagasan ini.

Namun ia menegaskan bahwa objek asing sebesar peristiwa Tunguska (berdiameter 40 meter) hanya ada 1 persen di antara kumpulan meteor yang akan mendekati Bumi.

Mainzer tetap menyambut gagasan untuk menjalankan ''misi khusus'' sesuai dengan hipotesis Boslough.

Menanti hujan meteor 2019 akan menjadi menarik dan semoga saja hipotesis Boslough hanya sebatas ''dugaan''.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet