Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Di usia tua mereka, bintang dapat berubah bentuk menjadi benda angkasa lain. Begitu juga pusat tata surya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebelum benar-benar mati, Matahari berubah menjadi kristal.
Penelitian yang dipublikasikan pada hari Rabu (09/01/2019), di jurnal Nature mengungkap sesuatu yang mengejutkan.
White dwarf star atau dikenal sebagai bintang katai putih akan mendingin menjadi bola kristal yang sangat besar dan super berat.
Itu juga akan terjadi pada Matahari kita sekitar 10 miliar tahun yang akan datang.
Baca Juga
Katai putih atau katai degenerasi adalah bintang kecil yang sudah tidak lagi bersinar.
Katai putih termasuk bagian dari dwarf star atau bintang katai, bintang dengan ukuran kecil dan tingkat luminositas rendah.
Ketika memasuki fase katai putih, bintang mengalami degenerasi elektron yang dianggap sebagai tahap terakhir dalam evolusi bintang.
Dalam fase itu, bintang tidak cukup masif untuk ''hancur'' menjadi bintang neuron atau lubang hitam.
''Semua bintang katai putih akan mengkristal di beberapa titik dalam evolusi mereka. Katai putih yang lebih besar akan melalui proses lebih cepat,'' kata ketua peneliti Pier-Emmanuel Tremblay, dari University of Warwick.
Dikutip dari Futurism, itu berarti bahwa miliaran katai putih di galaksi kita telah ''menyelasaikan proses''.
Tremblay mengatakan bahwa selama ini kita telah melihat bola kristal logam di langit.
Penelitian terbaru ini didasarkan pada pengamatan dari pesawat ruang angkasa Badan Antariksa Eropa (ESA) yang bernama Gaia.
Data dari Gaia menunjukkan adanya ''overabundance'' atau luapan warna yang tidak bisa dijelaskan pada sebuah bintang.
Namun model menunjukkan bahwa ''pembacaan data'' dapat dijelaskan jika bagian dalam bintang sudah mengeras menjadi kristal.
Peneliti memprediksi bahwa katai putih akan mendingin menjadi bola langit besar dengan inti yang terbuat dari oksigen terkristalisasi.
Sementara ekterior bintang atau lapisan bintang akan terbuat dari krsital karbon seperti berlian.
Bukti bahwa katai putih dan juga bisa termasuk Matahari akan menurun tingkat luminositasnya memperkuat prediksi peneliti 50 tahun lalu.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Bagaimana Cara Kerja Panel Surya, Kok Bisa Menghasilkan Listrik dari Sinar Matahari
-
Penelitian Ungkap Pria Lajang Berniat Gunakan ChatGPT untuk "Menipu" Calon Pasangan