Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Rusia berlomba-lomba untuk meningkatkan sistem penerbangan luar angkasa dengan Amerika Serikat. Berita buruk, teknisi dan ilmuwan menemukan kesalahan fatal dalam desain roket ''heavy lift'' Angara 5.
Roket tersebut merupakan roket buatan Khrunichev State Research and Production Space Center yang berbasis di Moskow, Rusia.
Angara 5 mampu mengangkat muatan berat antara 2.000 hingga 40.500 ke orbit Bumi rendah.
Roket ini direncanakan menjadi armada peluncur tak berawak andalan Rusi di masa depan.
Baca Juga
Para ilmuwan memperingatkan osilasi frekuensi rendah berbahaya yang dapat merobek mesin RD-191 milik roket Angara selama peluncuran.
Meskipun ada upaya untuk mengurangi osilasi ini, termasuk pemasangan katup khusus, para ilmuwan memperingatkan bahwa peluncuran masih bisa berakhir dengan bencana.
Roket Angara 5 pertama kali diluncurkan pada tahun 2014. Angara 5 dikembangkan untuk menggantikan Proton 5 sebagai roket pengangkut muatan berat Rusia.
Berita ini seakan kurang tepat karena melengkapi berita buruk yang dialami oleh pengembangan roket besar-besar di era presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pada bulan Juli 2018, Putin mengatakan bahwa Angara 5 memiliki ''arti besar'' bagi pertahanan negara.
Ia meminta badan antariksa Roscosmos untuk bekerja lebih aktif di dalamnya dan memenuhi target batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Namun sayangnya, rencana ''Mega Roket'' Putin seakan terganggu dengan serangkaian kegagalan yang ada.
Sensor roket Soyuz yang mengalami kerusakan memaksa astronot NASA dan Rusia melakukan pendaratan darurat pada Oktober 2018.
Dikutip dari Daily Mail, Proton M juga memiliki tingkat kegagalan hampir 10 persen dalam lebih dari 100 kali peluncuran sejak tahun 2001.
Sebuah pesawat ruang angkasa kargo milik Rusia yang berbeda jatuh kembali ke Bumi tak lama setelah diluncurkan pada Desember 2016.
Peluncuran kedua roket Angara 5 yang telah diperbaiki dijadwalkan meluncur pada akhir 2019.
Apabila mengalami kegagalan lagi, maka ini akan menjadi pukulan bagi Rusia yang mempunyai ambisi besar dalam perkembangan roket.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
eShop Nintendo di Rusia Tutup, Ini Sebabnya
-
Kebakaran Hutan di Rusia Telan Banyak Korban, Ribuan Damkar Dikerahkan
-
Rusia Berpeluang Kuasai Pangsa Bitcoin Hashrate Global, Ini Penyebabnya
-
Latah, Akhirnya Tinder Juga Angkat Kaki dari Rusia
-
Rusia Telah Luncurkan Satelit Baru, Siap Sokong Komunikasi Canggih
-
Ilmuwan Temukan Obat Baru, Bisa Atasi Penyakit Stephen Hawking
-
Fokus ke Bantuan Kemanusiaan, Elon Musk Enggan Persenjatai Satelit Internet SpaceX
-
Jepang Stop Ekspor Teknologi ke Rusia, Semikonduktor dan Robot Tak Boleh Dikirim
-
Situs Pemerintah Jerman Berguguran karena Serangan DDoS, Rusia Bantah Keterlibatan