Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Setelah 20 tahun penelitian, seorang dokter asal Meksiko berhasil membuat terobosan baru di dunia medis. Dokter yang bernama Eva Ramon Gallegos berhasil mengembangkan obat untuk menghilangkan 100 persen human papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks.
Sebanyak 99,7 persen penyebab kanker serviks ditimbulkan dari serangan human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Ada lebih dari 100 varian HPV yang setidaknya 14 di antaranya dapat menyebabkan kanker serviks (CCU) ganas.
Menurut World Health Organization (WHO), hal itu dengan cepat menjadi penyebab utama kematian di antara pasien kanker wanita di seluruh dunia.
Baca Juga
Berkat upaya yang tak kenal lelah dari Dr. Eva Ramon Gallegos dan tim peneliti lainnya di National Polytechnic Institute (IPN), Meksiko, mereka berhasil mengembangkan terapi untuk menghilangkan 100 persen HPV.
Gallegos mengkhususkan diri dalam studi terapi fotodinamik dalam memerangi HPV dan deteksi dini untuk memerangi 100 persen kanker serviks.
Ia merupakan seorang ilmuwan, profesor, dan peneliti asal Meksiko yang mendedikasikan 20 tahun penelitiannya khusus untuk menangani HPV.
Dalam peringatan Hari Kanker Dunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2019, Gallegos dan peneliti lainnya menyebarkan temuan mereka agar diketahui publik.
Lebih dari dua dekade para peneliti mempelajari efek terapi fotodinamik pada neoplasma yang berbeda (melanoma, kanker payudara, dan kanker serviks).
Mereka menjelaskan bahwa dalam fase klinis, sebanyak 420 pasien dari Oaxaca dan Veracrus, Meksiko, telah diobati dangan terapi ini.
Terapi melibatkan pengaplikasian obat yang disebut dengan asam aminolevulinic delta pada serviks.
Para peneliti juga mengatakan bahwa terapi fotodinamik aman dan bebas dari efek samping.
''Tidak seperti perawatan lain, itu (terapi) hanya menghilangkan sel-sel yang rusak dan tidak mempengaruhi struktur yang sehat. Karena itu, terapi sangat berpotensi mengurangi angka kematian akibat kanker serviks,'' kata Gallegos dikutip dari situs resmi IPN.
Peneliti juga menjelaskan bahwa terapi dengan skema tersebut memiliki efek positif pada penghapusan strain bakteri patogen.
Persentase wanita yang memiliki infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (menular seksual) dan Candida albicans dapat dieliminasi kandungan bakterinya mencapai 81 dan 80 persen.
Berkat penelitian tersebut, peneliti berharap agar terapinya bisa membantu menekan jumlah kematian yang diakibatkan dari HPV dan kanker serviks.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023
-
Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul di Tanimbar Usai Gempa Maluku
-
Prediksi Badai Dahsyat yang Picu Polemik, Peneliti BRIN Akhirnya Minta Maaf