Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Rabu, 13 Februari 2019 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Planet Bumi diketahui tengah menuju kepunahan massal yang keenam. Dalam sebuah penelitian terbaru, peneliti mengungkapkan bahwa 100 tahun lagi serangga akan punah.

Hal tersebut bukanlah semacam lelucon atau prank yang dilakukan oleh ilmuwan. Itu merupakan kumpulan data yang ada di lapangan sehingga kesimpulan mengarah ke sana.

Data yang ada menunjukkan bahwa sekitar 40 persen spesies serangga menurun jumlahnya. Sepertiga dari jumlah itu terancam punah.

Peneliti mengungkapkan bahwa tingkat kepunahannya delapan kali lebih cepat daripada mamalia, burung, dan reptil.

Jumlah serangga global diketahui telah turun sebesar 2,5 persen per tahun.

Peneliti mengungkapkan bahwa jika tren ini terus berlangsung, maka akan mengarah pada kehancuran besar ekosistem alam.

Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Biological Conservation dan diharapkan dapat menyadarkan manusia untuk tidak bertindak seenaknya.

Capung termasuk serangga yang juga ikut punah dalam 100 tahun ke depan. (Pixabay/ AdinaVoicu)

''Jika hilangnya spesies serangga tidak dapat dihentikan, ini akan menimbulkan konsekuensi bencana bagi ekosistem planet ini dan untuk kelangsungan hidup manusia,'' kata Francisco Sanchez-Bayo peneliti asal University of Sydney, Australia, yang memimpin penelitian.

Tingkat kehilangan tahunan sebesar 2,5 persen selama 25-30 tahun terakhir disebut peneliti sebagai hal yang mengejutkan.

Dalam 10 tahun kita hanya memiliki seperempat lebih sedikit. Dalam 50 tahun kita hanya memiliki setengah dari jumlah sebelumnya.

Dan dalam waktu 100 tahun, kita tidak akan memiliki spesies serangga yang tersisa.

Salah satu kerugian terbesar dari hilangnya serangga ada pada burung, reptil, amfibi, dan ikan yang memakan serangga.

Jika sumber makanan mereka yaitu serangga hilang, maka mereka akan mati kelaparan.

Hal itu juga berdampak pada manusia karena hewan-hewan di atas sebagian merupakan sumber makanan manusia.

Salah satu serangga yaitu lebah, telah menyusut secara signifikan. Jumlah koloni lebah madu diketahui berjumlah 6 juta pada tahun 1947.

Ilustrasi sarang lebah. (Hudson Valley)

Namun di tahun 2019, jumlah lebah madu yang tersisa di Amerika hanya ada 3,5 juta.

Dikutip dari Guardian, peneliti menyalahkan bahwa insektisida menjadi penyebab utama berkurangnya serangga.

Dalam 20 tahun terakhir, manusia menggunakan insektisida secara masif di industri pertanian.

Sebanyak 75 persen serangga hilang di kawasan hutan lindung setelah manusia menggunakan insektisida, termasuk neonicotinoid dan fipronil.

Selain pestisida, urbanisasi manusia dan perubahan iklim juga ikut mempengaruhi menurunnya jumlah serangga.

Salah satu cara paling efektif menurut peneliti, adalah manusia kembali ke pertanian organik seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita.

Pertanian organik yang tanpa bahan kimia diketahui sangat ramah pada serangga sehingga kehidupannya bisa berlangsung.

Jika kita tidak melakukan apa-apa, serangga akan punah secara perlahan dan itu berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik