Rabu, 24 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Minggu, 24 Februari 2019 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Awal tahun 2019 fenomena Polar Vortex diketahui menghantui Kanada dan Amerika Serikat. Kini salah satu negara Eropa yaitu Rusia mengalami fenomena aneh lainnya, salju hitam.

Akhir Februari 2019, di beberapa bagian Siberia (dataran terbesar Rusia) menjadikan salju di daerah tersebut berubah menjadi bertema ''gothic''.

Salju hitam ini diketahui sangat menyeramkan dan dapat membahayakan kesehatan.

Fenomena ini sebagian besar terlihat di wilayah Kemerovo di Siberia barat daya.

Daerah tersebut terkenal berada di Cekungan Kuznetzk, salah satu pusat penambangan batubara terbesar di negara tersebut.

Salju hitam di Temirtau. (Instagram/ Temirtau.city)

Ekonomi dan identitas kawasan itu begitu didominasi oleh batu bara.

Krasnaya Gorka, sebuah museum tambang batu bara yang terkenal di daerah tersebut, terdaftar sebgai salah satu daya tarik utama Kemerovo.

Meski sumber daya batu bara sangat menolong daerah itu sebagai mata pencaharian utama yang menghidupi warga sekitar, namun itu mempunyai dampak lain.

Peneliti dan aktivis lingkungan setempat memperkirakan bahwa salju hitam terbentuk karena polusi yang di luar batas kewajaran.

Kini salju hitam telah mendominasi beberapa kota di Rusia seperti Prokopyevsk, Kiselyovsk, dan Leninsk di pekan ini.

Menurut laporan peneliti, pabrik gagal memfilter asap dari tambang batu bara sehingga polusi membesar.

Dikutip dari IFLScience, Andrei Panov, wakil gubernur Kemerovo, menyalahkan boiler batubara, knalpot mobil, dan filter pabrik batubara yang gagal menyaring limbah udara.

Tak hanya Rusia, Temirtau, wilayah penambangan besi di Kazakhstan tengah, tertutup salju hitam di awal tahun 2019.

Sebagai tanggapan atas hal ini, penduduk sekaligus aktivis lingkungan telah mengirimkan surat kepada pejabat Aliya Nazarbayeva.

Pejabat tersebut merupakan kepala Asosiasi Organisasi Ekologi Kazakhstan dan juga putri bungsu dari presiden Kazakhstan.

''Salju bertindak sebagai uji lakmus (kertas uji coba kimia), mengungkapkan skala menakutkan dari emisi berbahaya ini. Semua debu dari polusi itu berakhir di paru-paru kita dan paru-paru anak kita,'' tulis aktivis lingkungan setempat di dalam salah satu penggalan suratnya.

Lebih jauh, Greenland, Himalaya, dan bahkan Kutub Utara semuanya merasakan efek dari emisi karbon hitam ini.

Salju hitam yang mulai meluas akan menjadi prioritas utama para peneliti selain perubahan iklim yang tak kalah berbahayanya.

BACA SELANJUTNYA

Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu