Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, hujan masih akan mengguyur beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan meski sudah memasuki musim kemarau.
Beberapa wilayah dari Aceh hingga Papua, menurut BMKG akan tetap mendapatkan hujan ketika memasuki musim kemarau seperti sekarang ini.
''Meskipun Indonesia memasuki musim kemarau, tetap ada potensi hujan. Sebagian mengalami hujan, tetapi sebagian ada yang berpeluang terjadi kebakaran hutan dan lahan,'' kata Dwikorita di Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Dwikorita mengatakan peluang hujan di sebagian wilayah Indonesia terjadi karena angin dari Samudera Hindia bergerak mendekati katulistiwa berbelok di sekitar Sumatera akibat rotasi Bumi.
Baca Juga
Alhasil, kecepatan angin berkurang dan memicu pembentukan awan hujan.
Potensi hujan menengah sampai lebat, disertai kilat dan petir diprakirakan akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Meskipun sebagian besar Sumatera dapat terjadi hujan, tetapi pesisir bagian barat rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan.
''Itulah Indonesia. Sama-sama di Aceh, Sumatera Utara, atau Sumatera Barat; tetapi sebagian bisa mengalami hujan lebat sebagian lagi mengalami kebakaran hutan dan lahan,'' beber Dwikorita.
Dwikorita mengatakan faktor-faktor cuaca yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan sebagian Kalimantan.
''Kita saat ini memasuki El Nino lemah. Artinya musim kemarau dengan kekeringan yang tidak terlalu berdampak kuat dan panjang,'' jelas dia menambahkan.
Itulah penjelasan BMKG mengenai hujan yang masih terjadi ketika Indonesia telah memasuki musim kemarau. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau
-
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai
-
Link Live Streaming Gerhana Matahari Hibrida, Pengamatan Langsung dari Indonesia
-
Gempa M 6,6 Guncang Tuban, Lebih dari 30 Wilayah Terdampak Getarannya
-
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Barat Laut Tuban Jatim, "Gempa" dan "Kerasa" Trending di Twitter