Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 17 Mei 2019 | 20:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sebuah tabrakan mengerikan terjadi pada seorang pengemudi Tesla Model 3 dengan fitur autopilot. Meski fitur autopilot Tesla telah canggih, pengemudi beserta mobilnya justru menabrak truk dengan kecepatan tinggi.

Seperti yang telah diketahui, Tesla dilengkapi dengan chip berteknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan yang memungkinkan mobilnya menjalankan beberapa sensor.

Teknologi sensor yang ada diketahui dapat menjalankan sistem radar yang memungkinkan fitur autopilot Tesla diaktifkan.

Autopilot dengan AI diharapkan menjadi teknologi andalan di masa depan ketika mobil otonom sudah banyak tersebar.

Namun sepertinya setelah kejadian ini, teknologi di atas harus dikembangkan lagi karena memiliki kelemahan.

Berdasarkan laporan dari badan resmi keselamatan transportasi AS yaitu National Transportation Safety Board (NTSB) pada hari Kamis (16/05/2019), terdapat insiden kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla dan truk trailer.

Korban sekaligus pengemudi yang mengendarai Tesla Model 3 bernama Jeremy Banner, pria berusia 50 tahun.

Tesla Model 3. (Wikipedia/ Carlquinn)

Ketika mobil memasuki jalur cepat, sebuah truk yang sedang menyeberang menghalangi jalur mobil Tesla.

Berdasarkan laporan dari NTSB, detik-detik rekaman video tidak memperlihatkan bahwa mobil Tesla melakukan manuver mengelak.

Karena ukuran trailer cukup besar, atap mobil Tesla menabrak bagian bawah truk ketika mobil melaju dengan kecepatan 109 kilometer per jam.

Tabrakan memotong bagian atas mobil dan langsung menewaskan Banner seketika di tempat kejadian.

Karena fitur autopilot Tesla masih aktif, mobil terus melaju sejauh 500 meter hingga akhirnya berhenti di tengah jalan.

Ilustrasi kecelakaan yang terjadi pada jalur cepat di Palm Beach County, Florida, Amerika Serikat. (NTSB)

''Pengemudi menggunakan autopilot sekitar 10 detik sebelum tabrakan. Kurang dari 8 detik sebelum tabrakan hingga saat benturan, kendaraan tidak mendeteksi tangan pengemudi di setir,'' kata NTSB dalam rilis resminya.

Dikutip dari Arstechnica, pihak Tesla langsung memberikan komentarnya mengenai kecelakaan ini.

''Kami sangat sedih dengan kecelakaan tersebut dan pikiran kami ada pada semua orang yang terkena dampak tragedi ini,'' kata perwakilan juru bicara Tesla.

Berdasarkan keterangan dari Tesla, pengemudi ini banyak login dan mengendarai mobil tersebut dengan melibatkan fitur autopilot.

Ini bukan kasus pertama yang terjadi, tahun 2016, pengemudi Tesla juga tewas ketika karena menabrak kendaraan lain ketika autopilot aktif.

Fitur autopilot pada Robotaxi Tesla. (Teslarati)

Sistem ''Cruise Control'' yang ada pada radar Tesla diketahui bagus dalam mendeteksi pergeseran Doppler, sehingga efektif dalam mendeteksi objek bergerak.

Tetapi kurang dalam mengenali benda-benda yang diam (atau benda-benda, seperti truk yang menyeberang jalan, yang tidak bergerak ke arah datangnya mobil).

Tesla mewanti-wanti agar tetap waspada ketika fitur autopilot aktif dan pengemudi harus bersiap mengambil alih kemudi apabila situasi membahayakan terjadi.

Kasus ini akan diselidiki kembali oleh Tesla dan semoga saja mereka bisa menemukan formula yang cocok untuk teknologi mobil otonom di masa depan.

BACA SELANJUTNYA

Apakah Layar OLED Lebih Mudah Rusak Dibanding IPS LCD?