Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Buat kamu yang sudah menanti hujan tiba, harap bersabar lebih lama. Karena musim kemarau tahun ini akan berlangsung lama.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan di sejumlah daerah di Indonesia akan telat tiba atau molor.
"Curah hujan awal musim hujan akan mundur 10-30 hari dari normalnya. Mundurnya akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia," kata Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Jumat (17/8/2019).
Dia mengatakan, mundurnya musim hujan akan terjadi di sebagian besar wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan bagian selatan, Pulau Sulawesi bagian barat dan selatan, Kepulauan Maluku, Bali, NTB, NTT dan lainnya.
Baca Juga
-
BMKG Sebut Radiasi Jadi Penyebab Wilayah Yogyakarta Diselimuti Kabut Tebal
-
Netizen Ramai Mengeluh Kedinginan, Ini Penjelasan BMKG Soal Udara Dingin
-
Gunung Tangkuban Perahu Erupsi, BMKG Peringatkan Hal Ini
-
Sekarang Cuaca Malam Hari Lebih Dingin, Ini Penyebabnya Menurut BMKG
-
Gunung Rinjani Bertopi Putih Gemparkan Netizen, Ini Penjelasan BMKG
Menurut dia, waktu mundurnya musim hujan yang sangat bervariasi 10-30 hari itu menilik 342 zona musim di Indonesia.
Mundurnya musim hujan itu, kata dia, salah satunya karena seiring melemahnya gelombang El Nino yaitu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian tengah dan timur.
"El Nino lemah hingga akhir tahun 2019," katanya.
Dengan berakhirnya El Nino mulai Agustus 2019, kata dia, membuat anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik menjadi kembali netral hingga akhir 2019 dan cenderung dingin.
Maka, lanjut dia, dinginnya permukaan laut tidak menyebabkan penguapan air yang biasa terakumulasi menjadi awan hujan.
Kondisi iklim di Indonesia, kata dia, sangat dipengaruhi muka air laut di Samudera Hindia dan kepulauan Indonesia terutama di sebelah barat Sumatera dan area selatan khatulistiwa.
"Suhu lebih dingin dari suhu normal 26-27 derajat Celcius. Akibatnya penguapan air laut jadi lebih sulit terjadi. Awan-awan hujan jadi berkurang sehingga implikasi curah hujan jadi rendah," kata dia.
Dwikorita mengatakan kondisi suhu muka air laut dingin itu akan terus berlangsung sampai Oktober yang berdampak awan sulit terbentuk dan curah hujan rendah.
Selain karena meluruhnya El Nino, cuaca kemarau yang sifatnya dingin dan kering itu dipengaruhi angin muson dari benua Australia menuju Indonesia.
Angin muson sendiri mirip dengan angin laut tetapi ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan. Adapun daratan Austalia sedang mengalami musim dingin.
"Kita di musim kemarau ini kering bahkan mundur akan berakhir sampai November," katanya.
Atas potensi kemarau yang cukup lama, ia mengimbau sejumlah pihak untuk lebih melakukan tindakan perlu terkait persoalan ketersediaan air baku, pengelolaan pertanian, aktivitas masyarakat dan lainnya.
"Tentu perlu mewaspadai kondisi kering yang berlangsungnya sampai November. Semoga langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan," kata dia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau
-
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai
-
Link Live Streaming Gerhana Matahari Hibrida, Pengamatan Langsung dari Indonesia
-
Gempa M 6,6 Guncang Tuban, Lebih dari 30 Wilayah Terdampak Getarannya
-
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Barat Laut Tuban Jatim, "Gempa" dan "Kerasa" Trending di Twitter