Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ilmuwan menemukan mikroba pemakan meteorit atau batuan luar angkasa. Mikroba ini ditemukan pada batuan luar angkasa yang telah terjatuh ke Bumi.
Dari temuan ilmuwan ini, diketahui mikroba pemakan batuan luar angkasa tersebut dapat tumbuh subuh pada logam.
Diberi nama Metallosphaera sedula, para ahli astrobiologi sedang mempelajari mikroba ini dan kemampuannya yang unik untuk mendapatkan energi dari sumber luar angkasa anorganik.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini menyebutkan awalnya M. sedula diisolasi dari medan vulkanik di Italia.
Baca Juga
Organisme ini merupakan chemolithotrophic, dengan kata lain mereka memanfaatkan energi dari sumber anorganik melalui proses oksidasi.
Tidak seperti organisme lain dari sejenis ini, M. sedula mengonsumsi senyawa anorganik yang ditemukan dalam meteorit.
Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti menempatkan mikroba tersebut ke bongkahan meteorit NWA 1172 yang telah disterilkan.
Meteorit itu sendiri kaya akan kandungan zat besi yang ditemukan 19 tahun lalu di Aljazair.
Para peneliti juga melakukan pengujian yang sama dengan sampel dari permukaan tanah. Hasilnya, meteorit terbukti menjadi makanan utama bagi M. sedula, di mana mikroba itu menghasilkan pertumbuhan dan kolonisasi lebih cepat.
Dilansir laman IFL Science, kemampuan mikroba dalam memakan meteorit juga memiliki kegunaan tersendiri.
Dengan melacak pergerakan konstituen anorganik dari meteorit ke dalam sel mikroba, peneliti dapat melacak sidik jari mikroba yang tersisa di batuan luar angkasa.
Selain itu, ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk lebih memahami biogeokimia meteorit dan menemukan bukti kehidupan di luar Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
UAE Siap Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa untuk Menjelajahi Sabuk Asteroid Mars
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
One Punch Man: Apakah Saitama Bisa bernafas di Luar Angkasa?
-
Misi Penerbangan Luar Angkasa, Kru Polaris Dawn Gunakan Smartwatch Canggih Ini
-
Bukan Alien, Ini yang Malah Lebih Diwaspadai oleh Badan Pertahanan Antariksa AS
-
Pemanasan Global Picu Pelelehan Gletser, Bakteri Kuno Berbahaya Berpotensi Lepas ke Alam
-
Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat Bentuk Pusat Komando di Indo-Pasifik: Bukan Alien, Ternyata Ini Ancamannya
-
Ternyata Meteorit Mars Mengandung Racun, Ini Dampaknya pada Manusia
-
Ilmuwan Ungkap Dugaan Adanya Mahluk Penghuni Mars Era Dahulu, Hal Ini Picu Kepunahan