Kamis, 18 April 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 10 Desember 2019 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ilmuwan menemukan mikroba pemakan meteorit atau batuan luar angkasa. Mikroba ini ditemukan pada batuan luar angkasa yang telah terjatuh ke Bumi.

Dari temuan ilmuwan ini, diketahui mikroba pemakan batuan luar angkasa tersebut dapat tumbuh subuh pada logam.

Diberi nama Metallosphaera sedula, para ahli astrobiologi sedang mempelajari mikroba ini dan kemampuannya yang unik untuk mendapatkan energi dari sumber luar angkasa anorganik.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini menyebutkan awalnya M. sedula diisolasi dari medan vulkanik di Italia.

Organisme ini merupakan chemolithotrophic, dengan kata lain mereka memanfaatkan energi dari sumber anorganik melalui proses oksidasi.

Tidak seperti organisme lain dari sejenis ini, M. sedula mengonsumsi senyawa anorganik yang ditemukan dalam meteorit.

Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti menempatkan mikroba tersebut ke bongkahan meteorit NWA 1172 yang telah disterilkan.

Mikroba pemakan bebatuan luar angkasa, Metallosphaera sedula. [Nature.com]

Meteorit itu sendiri kaya akan kandungan zat besi yang ditemukan 19 tahun lalu di Aljazair.

Para peneliti juga melakukan pengujian yang sama dengan sampel dari permukaan tanah. Hasilnya, meteorit terbukti menjadi makanan utama bagi M. sedula, di mana mikroba itu menghasilkan pertumbuhan dan kolonisasi lebih cepat.

Dilansir laman IFL Science, kemampuan mikroba dalam memakan meteorit juga memiliki kegunaan tersendiri.

Dengan melacak pergerakan konstituen anorganik dari meteorit ke dalam sel mikroba, peneliti dapat melacak sidik jari mikroba yang tersisa di batuan luar angkasa.

Selain itu, ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk lebih memahami biogeokimia meteorit dan menemukan bukti kehidupan di luar Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Pemanasan Global Picu Pelelehan Gletser, Bakteri Kuno Berbahaya Berpotensi Lepas ke Alam