Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Umumnya manusia di dunia mengira jika durasi dalam satu hari merupakan 24 jam, tapi dulu Bumi berputar lebih cepat dari sekarang.
Pada akhir era zaman dinosaurus, Bumi tercatat berputar pada porosnya sebanyak 372 kali dalam satu tahun. Sedangkan saat ini, Bumi berputar sebanyak 360 kali setahunnya.
Jadi dapat disimpulkan, lama waktu dalam satu hari pada masa itu berlangsung selama satu 23,5 jam, atau setengah jam lebih cepat dari sekarang.
Temuan ini sendiri sudah dimuat dan dipublikasikan dalam AGU's journal Paleoceanography and Paleoclimatology. Mulanya, temuan ini terungkap dari sebuah studi baru tentang fosil cangkang moluska dari zaman Cretaceous akhir.
Baca Juga
-
Disuapi Buah, Member Boyband Winner Ini Nyaris Makan Salak Sekulitnya
-
Beli Roti Sisir tapi Nggak Dimakan, Kelakuan Netizen Ini Bikin Ngakak
-
CEK FAKTA: Warga China Rebutan Alquran Karena Uighur Kebal Virus Corona?
-
NASA: Asteroid Sebesar WTC Berkecepatan Tinggi Mengarah ke Bumi
-
Sukabumi Diguncang Gempa, Netizen Gaungkan #gempa di Twitter
Moluska kuno memiliki pertumbuhan yang lebih cepat. Untuk studi baru ini, ilmuwan menggunakan laser untuk mencari sampel irisan cangkang kecil agar bisa menghitung cincin pertumbuhan dengan lebih akurat, ketimbang menggunakan mikroskop.
Lewat pertumbuhan cincin ini, para peneliti bisa menentukan jumlah hari dalam setahun dan lebih akurat menghitung panjang hari 70 juta tahun yang lalu.
Studi baru ini juga menemukan bukti yang menguatkan bahwa moluska memiliki simbion fotosintesis yang mungkin telah memicu pembentukan karang-karang di zaman sekarang.
"Kami memiliki sekitar empat hingga lima titik data per hari, dan ini adalah sesuatu yang hampir tidak pernah Anda dapatkan dalam sejarah geologi. Kami pada dasarnya dapat melihat jalannya hari pada 70 juta tahun yang lalu. Ini sangat menakjubkan," kata Niels de Winter, seorang ahli geokimia analitik di Vrije Universiteit Brussel sekaligus penulis utama studi ini, seperti dilansir laman Sci-news, Kamis (12/3/2020).
Selain mengungkap durasi waktu dalam satu hari di masa lalu, analisis kimia dari kerang ini juga berhasil menemukan indikasi bahwa temperatur lautan cenderung lebih hangat pada akhir Cretaceous, yaitu mencapai 40 derajat Celsius pada musim panas dan menurun 30 derajat Celsius pada musim dingin.(Suara.com/Tivan Rahmat)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
5 Tempat Terpanas di Bumi, Ada yang Tembus 70 derajat Celcius