Rabu, 24 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Selasa, 17 Maret 2020 | 06:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Efek pemanasan global ternyata tidak bisa dianggap remeh oleh penduduk Bumi. Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature menyebutkan bahwa Antartika dan Greenland telah kehilangan es enam kali lebih cepat dalam 30 tahun terakhir.

Laporan dari organisasi penelitian IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menyatakan bahwa dalam kemungkinan terburuk, kenaikan permukaan air laut bisa mencapai 23,6 inci atau 60 sentimeter pada tahun 2100.

Itu diprediksi akan membuat ratusan juta orang yang tinggal di pesisir laut seluruh dunia mengalami kebanjiran hingga risiko paling buruk yaitu kehilangan rumah.

IPCC merupakan organisasi yang terdiri dari para ilmuwan di seluruh dunia.

IPCC didirikan pada tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World Meteorological Organization (WMO) dan United Nations Environment Programme (UNEP) untuk mengevaluasi risiko perubahan iklim akibat aktivitas manusia.

Ilustrasi kenaikan air laut. (Pixabay/ Dimitris Vetsikas)

Dilansir dari Live Science, Andrew Shepherd seorang profesor Observasi Bumi dari University of Leeds menjelaskan bahwa setiap sentimeter kenaikan permukaan laut berisiko menimbulkan banjir sekitar pantai.

"Setiap sentimeter kenaikan permukaan laut bisa mengakibatkan banjir dan mengganggu kehidupan manusia di sekitarnya. Ini berarti 400 juta orang berisiko terkena banjir tahunan di pantai pada tahun 2100," kata Andrew Shepherd.

Pada penelitian terbaru, tim yang terdiri dari 89 ilmuwan melakukan riset terhadap data es yang hilang dari 11 satelit yang telah memantau Antartika dan Greenland sejak awal 1990-an.

Data ini menciptakan gambaran terperinci tentang berapa banyak massa gletser yang hilang di setiap wilayah selama 30 tahun terakhir.

Rose Ice Shelf di Antartika. (NOAA)

Tim menemukan bahwa Greenland dan Antartika telah kehilangan gabungan 7 triliun ton es (6,4 triliun metrik ton) dari tahun 1992 hingga 2017.

Tingkat kehilangan es di setiap lapisan es juga meningkat secara substansial selama periode itu, naik dari gabungan 89 miliar ton (81 miliar metrik ton) per tahun pada 1990-an menjadi 523 miliar ton (475 miliar metrik ton) per tahun pada 2010-an.

Jika pemanasan global terus berlanjut, ilmuwan khawatir bahwa es di Antartika bisa mencair lebih cepat dari yang mereka perkirakan sebelumnya.

BACA SELANJUTNYA

Ngeri, Efek Pemanasan Global Sebabkan Suhu di Daerah Ini Melesat Dibanding Belahan Bumi Lain