Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Europa, salah satu bulan Jupiter menarik perhatian para peneliti. Karena di satelit alami tersebut diduga memiliki lautan. Namun apakah tempat tersebut bisa jadi tempat hunian manusia?
Bulan Europa sendiri adalah satelit keenam dari planet Jupiter, planet raksasa di tata surya kita. Europa menarik perhatian untuk dieksplorasi seperti apa kondisinya.
Europa memiliki permukaan es dan di bawah kerak esnya, terdapat lautan air cair dan geyser meletus dari celah di permukaan beku. Hal itu membuat ilmuwan bertanya-tanya: mungkinkah ada kehidupan di sana?
Penelitian baru menunjukkan bahwa lautan tadi memiliki sifat yang tepat untuk dapat dihuni, meskipun tidak dapat dipastikan apakah ada kehidupan di sana atau tidak. Dipresentasikan pada konferensi geokimia Goldschmidt Virtual 2020, para ilmuwan melihat kemungkinan asal dan komposisi lautan.
Baca Juga
-
Tata Surya Hampir Memiliki Dua Matahari karena Ukuran Jupiter Terlalu Besar
-
Sangat Aktif, Objek Misterius Ditemukan Astronom di Sekitar Orbit Jupiter
-
Rekam Badai Terbesar, Citra Planet Jupiter Terbaru Ini Tampak "Terbakar"
-
Tim Astronom Temukan Eksoplanet Baru dengan Tiga Kali Ukuran Jupiter
-
Mirip Creamer di Kopi, Penampakan Awan di Planet Jupiter Bikin Kagum
Berdasarkan data dari Hubble dan Galileo NASA, tim ahli percaya bahwa panas dari bagian dalam bulan memecah mineral, memungkinkan sejumlah besar air terbentuk. Air itu kaya akan berbagai zat, seperti karbon dioksida, kalsium, dan sulfat, tetapi tim berpikir itu berevolusi dan menjadi lebih seperti lautan di Bumi.
"Memang diperkirakan bahwa lautan ini masih bisa bersifat sulfur. Tetapi simulasi kami, ditambah dengan data lengkap dari Hubble, menunjukkan klorida pada permukaan Europa dan air kemungkinan besar menjadi kaya klorida. Dengan kata lain, komposisinya menjadi lebih seperti lautan di Bumi. Kami percaya lautan ini bisa sangat layak huni seumur hidup," ucap Mohit Melwani Daswani, ketua ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dikutip dari IFL Science pada Kamis (25/6/2020).
Penelitian ini memodelkan komposisi dan sifat-sifat fisik inti dan lapisan-lapisan Europa, mensimulasikan pada suhu dan kedalaman air seperti apa dan molekul-molekul lain dibebaskan dari bebatuan.
"Europa adalah salah satu peluang terbaik kami untuk menemukan kehidupan di tata surya. Misi Europa Clipper dari NASA akan diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan dan pekerjaan kami bertujuan untuk mempersiapkan misi yang akan menyelidiki kelayakan Europa untuk dihuni. Penelitian ini membuat kita berpikir bahwa lautan di bulan-bulan lain, seperti tetangga Europa Ganymede dan bulan Saturnus Titan, mungkin juga terbentuk oleh proses serupa," tambah Daswani.
Europa memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari Bulan milik Bumi dan ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610. Belakangan, wahana antariksa Galileo NASA membagikan gambar penampakan terbaik Europa.
NASA berencana untuk mempelajari Europa melalui misi Clipper. Misi ini diprediksi akan diluncurkan pada 2024 dan tiba di sekitar Jupiter pada 2030. Misi ini berfokus untuk mengkarakterisasi laut bawah permukaan bulan Jupiter dan melihat apakah bulan tersebut berpotensi laik huni.
Dengan biaya misi sekitar 4 miliar dolar AS, Clipper akan dilengkapi kamera beresolusi 0,5 meter per piksel. Kamera itu 10 kali lebih tajam dari gambar terbaik Europa yang pernah ditangkap pesawat Galileo.
Itulah dugaan peneliti pada Europa, bulan Jupiter yang memungkinkan memiliki lautan. Dugaan ini pun memicu penasaran untuk eksplorasi satelit alami tersebut. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?
-
Satelit NASA Akan Jatuh Ke Bumi, Setelah 38 Tahun Beroperasi
-
Peringatan NASA, Ada Indikasi China Ingin Mengklaim Tanah di Bulan
-
Tim Peneliti NASA Berhasil Identifikasi Pola Perubahan Suhu di Jupiter