Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Minggu, 23 Agustus 2020 | 06:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Tikus gajah sempat dinyatakan punah setelah menghilang selama 50 tahun. Namun siapa sangka, ilmuwan kembali menemukan mamalia kecil ini di wilayah Afrika Timur.

Somali sengi atau Elephantulus revoilii, nama resmi dari tikus gajah yang sempat lenyap tersebut. Para ilmuwan kembali menemukan mamalia kecil ini di Djibouti, negara yang terletak di Afrika Timur.

Somali sengi tidak terlihat sejak tahun 1973. Segala sesuatu yang diketahui tentang mamalia mini itu berasal dari 39 spesimen individu yang dikumpulkan puluhan tahun dan berabad-abad lalu, yang sekarang disimpan di museum, menurut pernyataan dari Global Wildlife Conservation.

Pada tahun 2019, sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat dan Djibouti berangkat untuk mencari spesies tersebut setelah menerima petunjuk bahwa makhluk itu mungkin bersembunyi di Djibouti, meskipun hewan tersebut sebelumnya hanya ditemukan di Somalia.

"Bagi kami yang tinggal di Djibouti, kami tidak pernah menganggap hewan ini 'hilang', tetapi penelitian baru ini membawa kembali Somali sengi ke dalam komunitas ilmiah yang kai hargai," kata Houssein Rayaeh, ahli ekologi penelitian dan konservasionis dengan organisasi nirlaba Association Djibouti Nature, seperti dikutip Live Science pada Sabtu (22/8/2020).

Dengan menggunakan informasi dari wawancara, analisis tumpukan kotoran di lokasi kandidat dan penilaian medan serta potensi perlindungan, para ahli memasang 1.259 perangkap di 12 lokasi berbeda di seluruh area berbatu.

Tim ahli memancing hewan itu ke perangkap dengan meletakkan selai kacang, oatmeal, dan ragi. Para ilmuwan kemudian berhasil menangkap salah satu mamalia tersebut dalam perangkap pertama yang dipasang.

Tikus gajah jenis Somali Sengi (Dok. Houssein Rayaleh, Association Djibouti Nature)

Secara total, para ilmuwan menemukan 12 Somali sengi yang dapat dibedakan dari spesies serupa dengan jumbai rambut di ekornya. "Bagi Djibouti, ini adalah kejadian penting yang menyoroti keanekaragaman hayati yang luar biasa dari negara dan wilayah tersebut dan menunjukkan bahwa ada peluang untuk ilmu pengetahuan dan penelitian baru di sini," tambah Rayaleh.

Para ilmuwan menemukan semua Somali sengi di permukaan berbatu, daerah yang biasanya tidak ramah bagi aktivitas manusia. Dengan kata lain, kemungkinan makhluk kecil itu tidak mungkin mengalami perusakan habitat oleh manusia.

Melihat penemuan ini, para ilmuwan menyarankan agar Daftar Merah Spesies Terancam dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengubah status "kekurangan data" Somalia sengi saat ini menjadi "paling tidak memprihatinkan".

Para ahli menyebut bahwa mereka harus bertindak cepat untuk mencegah kepunahan yang akan segera terjadi. Penemuan ini sendiri telah dipublikasikan di jurnal PeerJ pada 18 Agustus.

Itulah penemuan tikus gajah atau Somali sengi di Afrika Timur setelah 50 tahun menghilang dan sempat dinyatakan punah. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Salfok Lihat Tikus di Mal Mewah Jakarta, Netizen: Tikusnya Tahu Mana yang Mahal