Minggu, 28 April 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 27 April 2021 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Tak terhitung lagi berapa musibah yang terjadi di lautan, dan telah menelan banyak korban. Apakah yang akan terjadi pada mayat jika berada di dasar laut seperti para korban kecelakaan?

Para ahli telah melakukan pengujian pada tubuh hewan untuk menggambarkan jasad manusia yang telah meninggal jika berada di dasar laut dengan kedalaman di bawah 300 meter.

Untuk menemukannya jawabannya, tim peneliti Kanada menenggelamkan dua bangkai babi di Selat Georgia untuk melihat bagaimana mayat hewan itu akan terurai di air dalam.

Bangkai babi hampir sama dengan tubuh manusia yang meninggal, di mana hal ini umum digunakan dalam bidang penelitian ataupun kedokteran untuk pembedahan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bangkai babi dan mungkin tubuh manusia juga dapat terurai jauh lebih cepat di air dalam daripada yang diharapkan.

Temuan ini sangat penting bagi penyelam penyelamat untuk menemukan seseorang yang hilang di dalam laut dan mencari tubuh utuh atau tumpukan tulang.

Para ahli melakukan percobaan dua kali, sekali selama musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur, di mana tubuh babi dipantau terus-menerus menggunakan kamera dan instrumen lainnya sekitar 150 hari.

Percobaan apa yang terjadi pada mayat dalam laut. [Plos One]

Penelitian sebelumnya yang menggunakan paus dan hewan laut besar lainnya menunjukkan bahwa beberapa bangkai besar melalui empat tahap pembusukan dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk benar-benar terkikir. Tetapi, berbeda untuk babi dan manusia.

"Studi sebelumnya di Saanich Inlet (100 meter) dan Howe Sound (7-15 meter) menunjukkan bahwa bangkai kemungkinan besar akan bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tergantung pada tingkat oksigen, musim, kedalaman, dan apakah tetap bersentuhan dengan dasar laut," kata Gail Anderson, kriminolog dari Simon Fraser University.

Namun, Anderson menambahkan jika tubuh manusia berada pada air lebih dalam yang sangat beroksigen, tubuh akan cepat terkikis dalam waktu kurang dari empat hari.

Seberapa cepat tubuh membusuk juga tergantung pada waktu dalam setahun. Saat tim menyelesaikan percobaan di musim semi, bangkai itu tinggal tulang hanya dalam empat hari, tetapi di musim gugur, itu hanya butuh waktu tiga hari.

"Jadi, mengapa bangkai babi atau manusia di perairan dalam membusuk jauh lebih cepat daripada mamalia laut? Itu karena manusia atau babi adalah makanan lezat untuk amphipoda lyssianassid, yang merupakan makhluk kecil seperti udang yang terlihat di seluruh bangkai," jelas Anderson, dikutip dari Live Science,  Selasa (27/4/2021).

Percobaan apa yang terjadi pada mayat dalam laut. [Plos One]

Hewan-hewan kecil itu tidak hanya kejam karena dapat melahap bangkai seukuran manusia dalam tiga hari, tetapi juga memilih untuk memakan organ dan jaringan dalam terlebih dahulu, alih-alih kulit luarnya.

Setelah hewan kecil itu pergi, udang yang lebih besar (Pandalus platyceros) akan menyelesaikannya. Setiap tulang rawan yang tersisa akan dihancurkan oleh predator ini pada hari ke-10. Setelah itu, bangkai akan benar-benar tinggal tulang.

Penelitian ini sebelumnya telah dipublikasikan di jurnal PLOS One.

Itulah yang terjadi pada mayat jika berada di dasar laut seperti halnya yang terjadi pada korban kecelakaan. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Mengapa Gempa 14 April 2023 Terasa di Banyak Wilayah? Begini Penjelasan BMKG