Senin, 29 April 2024
Rezza Dwi Rachmanta : Selasa, 06 Juli 2021 | 08:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada akhir pekan ini, terdapat dua kejadian mengenai "lautan terbakar" yang menghebohkan media sosial. Aktivis perubahan iklim serta pengamat turut mengomentari kejadian tersebut.

Perlu diketahui, kobaran api menyembur di atas laut pada sebelah barat semenanjung Yucatan, Meksiko, setelah pipa gas bawah air bocor pada hari Jumat (02/07/2021).

Sementara itu di sisi lain, tepatnya pada Laut Kaspia, bola api raksasa berkobar ke atas di ladang minyak dan gas lepas pantai Azerbaijan, Minggu (04/07/2021).

Kebakaran di Teluk Meksiko terjadi di lokasi pengembangan minyak Ku Maloob Zaap, yang dioperasikan oleh perusahaan milik negara Meksiko, Pemex.

Menurut Reuters, Pemex mengatakan bahwa kebocoran gas terjadi sekitar pukul 05:15 waktu setempat pada hari Jumat, 2 Juli dan padam pada pukul 10:30 pagi.

Potret laut yang 'terbakar' ini viral di media sosial. (Twitter/ blkhan)

Tidak ada cedera yang dilaporkan dan insiden itu diklaim tidak menumpahkan bahan bakar fosil ke lingkungan sekitarnya. Sebuah laporan mengklaim bahwa kecelakaan disebabkan oleh "badai listrik dan hujan lebat" yang mengganggu mesin di fasilitas tersebut.

Pemex juga mencatat bahwa api dikendalikan dengan menyemprotkan nitrogen ke atasnya. Video kebakaran di atas laut pada Teluk Meksiko langsung viral setelah ditonton lebih dari 33 juta kali dan memperoleh 32 ribu Retweet.

Beberapa orang di Twitter menggunakan rekaman mengejutkan untuk menyoroti bahaya bahan bakar fosil dan hubungan manusia yang cukup buruk dengan lingkungan alam.

"Sementara itu orang-orang yang berkuasa menyebut diri mereka 'pemimpin iklim' ketika mereka membuka ladang minyak, jaringan pipa, dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Mereka memberikan lisensi minyak baru untuk menjelajahi situs pengeboran minyak di masa depan. Inilah dunia yang mereka tinggalkan untuk kita," sindir aktivis lingkungan dan pemerhati perubahan iklim, Greta Thunberg dalam cuitannya untuk merespons video tersebut.

Dilansir dari IFLScience, hanya berselang dua hari kemudian, ledakan api lainnya menghantam Laut Kaspia di lepas pantai Azerbaijan sekitar 10 kilometer dari ladang gas Umid.

Associated Press melaporkan bahwa perusahaan minyak milik negara Azerbaijan, SOCAR, tidak yakin apa yang menyebabkan ledakan, tetapi informasi awal menunjukkan itu adalah gunung lumpur (mud volcano).

Gunung lumpur bukanlah gunung berapi yang sebenarnya karena tidak menghasilkan lava. Sebaliknya, mereka biasanya menembakkan lumpur, air panas, dan gas.

Jika gunung lumpur dekat dengan sistem hidrokarbon aktif, seperti di Azerbaijan, mereka mengeluarkan minyak dan gas alam yang menyala ketika tersulut api.

Azerbaijan dan garis pantai Kaspia-nya adalah rumah bagi sekitar 400 gunung lumpur, hampir sepertiga dari gunung lumpur dunia.

Mark Tingay, seorang ahli gunung lumpur dan asisten profesor di University of Adelaide di Australia, mencuit bahwa ledakan itu “tentu saja bisa menjadi gunung lumpur” dan mungkin muncul dari gunung lumpur yang terkenal bernama Makarov Bank.

BACA SELANJUTNYA

5 Kekuatan Terbesar Pemerintah Dunia di One Piece, Lama Jadi Misteri