Sabtu, 20 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Senin, 07 November 2022 | 16:39 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Meskipun analisis DNA telah digunakan sejak lama, Touch or Trace DNA adalah jenis pemeriksaan yang relatif baru yang sering mengandalkan sampel kecil - hanya 10 sel kulit yang tersisa pada suatu objek.

Menariknya, menyebutnya Touch DNA sebenarnya keliru, karena materialnya bisa ditransfer tanpa barang disentuh secara langsung.

Bulu kucing dapat mempertahankan DNA yang cukup untuk memungkinkan kucing berbulu memberikan bukti yang sangat dibutuhkan untuk memecahkan kasus kejahatan, sebuah penelitian mengungkapkan.

Dilansir dari Sputnik News, apa yang disebut DNA sentuh (asam deoksiribonukleat, bahan herediter pada manusia dan hampir semua organisme lain) dapat digunakan oleh penyelidik kejahatan baik untuk mengesampingkan orang-orang tertentu sebagai tersangka atau mengarahkan mereka ke kemungkinan pelaku yang tidak terduga.

Juga disebut Trace DNA, yang mana diperoleh dari sel-sel kulit dan bahan biologis lainnya yang telah ditransfer dari donor ke objek atau orang selama kontak fisik.

Ilustrasi kucing. (Unsplash/Ludemeula Fernandes)

"Pengumpulan DNA manusia perlu menjadi sangat penting dalam penyelidikan TKP, tetapi ada kekurangan data tentang hewan pendamping seperti kucing dan anjing dalam hubungannya dengan transfer DNA manusia. Hewan pendamping ini bisa sangat relevan dalam menilai keberadaan dan aktivitas penghuni rumah tangga, atau pengunjung baru-baru ini ke tempat kejadian," kata ilmuwan forensik Heidi Monkman dari Flinders University di Australia.

Monkman, bersama dengan Dr Mariya Goray, dari College of Science and Engineering di Flinders, mengumpulkan DNA manusia dari 20 kucing peliharaan dari sejumlah rumah tangga.

Studi, yang dilakukan bekerja sama dengan Departemen Layanan Forensik Kepolisian Victoria, menemukan tingkat DNA yang dapat dideteksi pada 80 persen sampel.

Menurut tim, pada 70 persen kucing yang diuji, apa yang disebut "profil yang dapat ditafsirkan" ditemukan yang dapat dikaitkan dengan "orang yang berkepentingan" dalam kejahatan.

Diharapkan bahwa penelitian lebih lanjut tentang transfer DNA manusia ke hewan, seperti pekerjaan kolaboratif pada kucing dan anjing saat ini yang sedang berlangsung di laboratorium forensik Universitas Flinders, dapat menawarkan wawasan baru dalam menafsirkan hasil DNA forensik yang diperoleh dari TKP yang mencakup hewan peliharaan.

BACA SELANJUTNYA

Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus