Kamis, 25 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Senin, 21 November 2022 | 17:06 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Raksasa energi milik negara Rusia Rosatom telah mulai membangun reaktor kedua di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) El-Dabaa di Mesir, kata layanan pers Rosatom.

Dilansir dari Russia Today, pabrik El-Dabaa empat reaktor terletak sekitar 300 km barat laut ibu kota Mesir, Kairo.

Proyek ini diluncurkan kembali pada tahun 2017, sementara konstruksi dimulai Juli lalu. Empat reaktor nuklir yang direncanakan untuk pembangkit tersebut diharapkan dapat beroperasi pada kapasitas penuh 4,8 GW pada tahun 2030.

"Peluncuran PLTN akan memainkan peran penting dalam kehidupan sosial-ekonomi dan teknologi Mesir dan akan memberikan dorongan bagi transisi bertahap industri dan ekonomi negara itu ke sumber energi rendah karbon. Ini akan menciptakan fondasi yang kuat bagi pembangunan Mesir yang percaya diri dan berkelanjutan selama beberapa dekade mendatang," kata Direktur Jenderal Rosatom Aleksey Likhachev pada upacara tersebut.

Dia mencatat bahwa pembangunan reaktor kedua saat ini berjalan lebih cepat dari jadwal, tanda bahwa proyek tersebut mendapatkan momentum.

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. (Pixabay)

El-Dabaa akan menjadi PLTN pertama Mesir dan fasilitas semacam itu adalah yang pertama di benua Afrika yang dibangun dengan teknologi Rusia.

Ini juga merupakan proyek bersama Rusia-Mesir terbesar sejak pembangunan Bendungan Aswan, likhachev mencatat.

Selain Rosatom, kontraktor besar Mesir juga terlibat dalam pembangunan pabrik El-Dabaa. Proyek ini dibiayai bersama oleh Moskow dan Kairo.

Pemerintah Rusia menyediakan 85% dari biaya 30 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman negara, sementara sisanya didanai oleh Mesir.

Di bawah ketentuan kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua negara, Rosatom akan memasok bahan bakar nuklir untuk pabrik untuk masa pakai desain 60 tahun dan akan melakukan pemeliharaan dan perbaikan selama sepuluh tahun setelah peluncuran setiap reaktor.

 

BACA SELANJUTNYA

Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan