Rabu, 24 April 2024
Rendy Adrikni Sadikin | Amelia Prisilia : Kamis, 20 September 2018 | 13:16 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ada sisi gelap di balik gemerlapnya perhelatan pesta olahraga Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Hal itu baru terungkap kekinian. Ternyata ada honor penari epik Ratoh Jaroe yang diduga bermasalah.

Seperti diketahui, tarian Ratoh Jaroe yang menjadi pembuka di opening Asian Games 2018 tersebut memang dahsyat. Publik merinding dibuatnya. Bahkan, tarian tersebut mendadak viral hingga ke manca.

Hal tersebut berawal dari kicauan akun jejaring sosial Twitter milik @timothylumare. Menurutnya, para penari yang sukses membuat Indonesia bangga dengan tarian epiknya ini, hanya mendapat bayaran sebesar Rp 500.000.

Tarian asal Aceh, Ratoh Jaroe dibawakan oleh 1.600 penari dari 18 sekolah menengah atas (SMA) se-DKI Jakarta pada gelaran Opening Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pada 18 Agustus 2018 silam. 

Para penari yang membawakan tarian dengan iringan lagu Bungong Jeumpa ini sukses mencuri perhatian dengan gerakan kompak dan formasi indah. Tidak hanya netizen Indonesia, netizen dunia juga ikut terpukau.

Sayangnya, di balik megahnya gelaran tersebut, tersiar kabar bahwa masing-masing siswi hanya dibayar sebesar Rp 500.000 dari pihak sekolah setelah berlatih keras selama 5 bulan untuk menghasilkan penampilan terbaik.

''Latihan 5 bulan mestinya dapat honor 2 jtan, pas terima dari sekolah cuma Rp 500ribu.'' tulis @timothylumare dalam cuitannya seperti dikutip oleh HITEKNO dari Twitter.

Bayaran Rp 500.000 ini membuat netizen heran. Mereka ikut berkomentar. Banyak yang merasa bahwa bayaran ini tidak sebanding dengan usaha yang sudah para siswi lakukan untuk memberikan kemegahan di Opening Asian Games 2018 lalu.

''Sumpah cuma 500k? Padahal aku kalo acara gede jadi volunteer bahkan sehari 500 loh'' tulis @dikardi.

''Itu duitnya kemana? Ya allah kasian banget itu kan hak nya anak2 yg udah pada cape2 latihan gila main sunat aja'' tulis @Hujandisenja.

Dari 191 komentar netizen dalam unggahan @timothylumare, komentar menarik disampaikan oleh salah satu netizen berinisial AA. Dia mengaku sebagai penari Ratoh Jaroe dalam gelaran Opening Asian Games 2018.

Dalam cuitannya, ia mengaku belum mendapatkan bayaran. Menurutnya, sekolah berjanji memberikan bayaran sebesar Rp 40 ribu per 13 kali latihan yang dilakukan. Pihak sekolahnya mengaku, hal ini kesepakatan seluruh kepala sekolah se-DKI Jakarta.

Pengakuannya ini langsung mendapat respon beragam. Banyak netizen yang mempertanyakan mengenai jumlah bayaran penari tersebut.

''Duh, potongannya kok banyak banget.. Apa penjelasannya sekolah tentang ini? Harusnya diterima full..'' tulis @tsuroiya.

Menurut AA, ia mengikhlaskan bayaran yang didapat jika itu memang demi kebutuhan para penari, seperti dana transport dan makanan.

''Iya sekolah bilang untuk transport dan makanan. Tapi, pas kami minta rincian dana, gak dikasih.'' tulisnya.

Selain AA yang mengaku sebagai penari Ratoh Jaroe di Opening Asian Games 2018, netizen lain yang juga mengaku sebagai penari juga menyampaikan kisahnya mengenai bayaran ini.

Gadis berinisial II ini mengaku jika ia adalah salah satu teman AA dan merupakan penari Ratoh Jaroe sekaligus orang yang diminta untuk melakukan kroscek data kehadiran peserta tari untuk masalah pembayaran.

II menjelaskan bahwa ia juga mendapat bayaran sebesar Rp 40.000 untuk setiap kehadiran. Keputusan ini menurutnya adalah kesepakatan antara kepala sekolah se-DKI termasuk sekolah swasta.

''Ya mungkin saja benar untuk keperluan kami selama latihan berlangsung,'' tulisnya.

Walapun tidak mendapat kejelasan mengenai transparansi pembayaran dari pihak sekolah, kedua siswi yang mengaku sebagai penari Ratoh Jaroe ini mencoba untuk berpikir positif.

''Positive thinking at its best guys!'' tulis AA.

Petisi di Change.org Mengenai Fee Penari Asian Games 2018

Pembayaran penari Ratoh Jaroe. (Change.org)

Setelah ramai dengan bayaran penari Ratoh Jaroe di Opening Asian Games 2018 yang hingga kini masih belum jelas. Kini, sebuah petisi online berjudul ''Hak Siswa Indonesia Terhadap Fee Asian Games'' menjadi viral di media sosial.

''Sebagai siswa yang telah menjalankan kewajiban dalam bernegara sudah menjadi kerinduan kami untuk memberikan yang terbaik. namun, sekarang dimana hak yang seharusnya kami terima setelah pengabdian kami kepada negara?'' tulis kolom keterangan dalam unggahan petisi ini.

Petisi yang dibuat oleh Forum MPK OSIS 2017-2018 ini hingga hari ini (20/09/2018) sudah berhasil mengumpulkan 3.324 tanda tangan menuju 5.000 tanda tangan dalam waktu kurang dari 24 jam.

Soal Uang Operasional Penari, INASGOC Akhirnya Buka Suara

Pembayaran penari Ratoh Jaroe. (INASGOC/Rosa Panggabean)

Menanggapi semakin ramainya perdebatan netizen mengenai pembayaran dan uang operasional penari Ratoh Jaroe dalam Opening Asian Games 2018, INASGOC selaku panitia pelaksana akhirnya buka suara.

INASGOC menyatakan telah melunasi pembayaran uang operasional para penari pada 18 Agustus lalu. Menurut pihaknya, uang operasional yang diberikan per penari setiap kali latihan adalah sebesar Rp 200.000.

Uang operasional tersebut digunakan untuk mendukung persiapan dan latihan para penari yang dilakukan di sekolah, stadion, dan beberapa tempat lainnya.

''Panitia sangat berterima kasih kepada para penari, guru dan orang tua mereka yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia,'' ungkap Sekjen INASGOC Eris Herriyanto dilansir dari Suara.com (19/09/2018).

Lebih lanjut, pihak INASGOC menjelaskan mekanisme pembayaran uang operasional melalui transfer bank ke rekening sekolah masing-masing penari. Proses pembayaran dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, di bulan April, Juni dan 17 September 2018.

Lalu bagaimana akhir dari ricuh panjang pembayaran penari Ratoh Jaroe dalam Opening Asian Games 2018 ini? Kita nantikan kelanjutannya ya.

BACA SELANJUTNYA

Netizen Doakan Jokowi 3 Periode, Gibran Rakabuming: Jangan Sampai Kejadian