Kamis, 18 April 2024
Agung Pratnyawan : Minggu, 11 November 2018 | 10:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Penambangan koin Kriptokurensi memang menggiurkan, karena memberikan keuntungan besar. Banyak orang yang akhirnya terjun sebagai penambang koin Kriptokurensi.

Namun sebaiknya lakukan penambangan koin Kriptokurensi di tempat yang tepat. Jangan seperti seorang kepala sekolah yang memanfaatkan fasilitas sekolahan.

Lei Hua, Kepala sekolah SMP Puman di Chenzhou, Hunan, Cina ini ketahuan memakai fasilitas sekolah sebagai tempat penambangan koin Kriptokurensi.

Kecurigaan awal muncul dari peningkatan biaya listrik sekolahan tersebut. Sekolah tersebut mengalami lonjakan tagihan listrik hingga ratusan dolar AS.

Setelah dilakukan penyelidikan ketahuan kepala sekolah dan wakil bidang kedisiplinan diam-diam melakukan aktivitas cryptomining di sekolahan.

Mesin penambangan koin Kriptokurensi di sekolah. (South China Morning Post)

Dilansir dari South China Morning Post, Lei Hua memindahkan mesin penambang koin miliknya ke salah satu ruang di sekolah tersebut.

Lei Hua telah mengucurkan dana 10.000 yuan atau sebesar Rp 21 jutaan untuk membangun mesin penambangan koin Kriptokurensi tersebut.

Ia sudah melakukan penambangan koin Etherium (salah satu jenis Kriptokurensi) sejak Juni 2017. Ia tidak bisa membayar tagihan listrik sehingga memindahkannya ke sekolah.

Di sekolah, ia bisa memakai listrik dan koneksi internet secara gratis. Setidaknya sudah 7 bulan mesin ini beroperasi di sekolah tersebut.

Tak tangung-tanggung, Lei Hua membeli lagi tujuh mesin penambangan koin. Ia membuat tagihan listrik di sekolahan membengkak hingga 14.714 yuan atau sebesar Rp 31 jutaan.

Komputer penambang koin memakai banyak kartu grafis. (Bitcoin Hardwares).

Terinspirasi apa yang dilakukan kelapa sekolah, Wang Zhipeng, wakil bagian kedisiplinan ikut membeli mesin penambang koin untuk diletakkan di lap fisika.

Mesin-mesin penambangan koin Kriptokurensi ini berjalan 24 jam setiap harinya. Hingga hampir menyebabkan kebakaran dan membuat koneksi internet di kelas jadi lamban.

Guru yang bertanggungjawab pada infrastruktur mulai curiga dan komplain pada tagihan listrik. Namun kepala sekolah ini menyalahkan penggunaan AC.

Guru lain juga komplain akan suara berisik di kelas saat malam dan koneksi internet yang makin lamban. Hingga mendorong investigasi pada masalah ini.

Akhirnya terungkap kalau adanya mesin penambangan koin Kriptokurensi di sekolah tersebut yang menyebabkan melonjaknya tagihan listrik.

Akibatnya, kepala sekolah dipecat dari jabatannya. Sedangkan Wang mendapatkan peringatan keras atas keberadaan mesin penambangan koin Kriptokurensi tersebut.

BACA SELANJUTNYA

Cina Kirim Binatang dan Tumbuhan ke Bulan, Mau Bikin Apa?