Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Netizen dunia dikagetkan dengan rekaman vdeo yang beredar masif dari media sosial populer China, Weibo. Video ini beredar dengan narasi ribuan burung gagak yang menyerbu Kota Wuhan dan beberapa kota di dalam Provinsi Hubei, China.
Sebagai referensi, Wuhan merupakan ibu kota Provinsi Hubei, sebuah tempat di mana virus corona muncul pertama kali.
Netizen di China ramai menyebarkan rekaman video melalui media sosial Weibo, aplikasi TikTok, hingga channel YouTube mengenai pemandangan yang cukup menyeramkan.
Bagaimana tidak, di atas langit hingga jalanan kota justru dipenuhi dengan ribuan burung gagak.
Baca Juga
Dalam budaya China, gagak sering melambangkan nasib buruk atau kematian sehingga rekaman yang beredar cukup mengundang narasi ketakutan.
Burung gagak yang terlihat terbang memicu kekhawatiran online bahwa burung-burung tersebut "berpesta di atas mayat orang mati".
Ribuan hewan itu tampak berkeliaran di Jalan sebelum beristirahat di jalan dan mematuk sesuatu di bawah mereka.
Dalam video yang diunggah oleh channel YouTube bernama "Wuhan News - World Breaking News", disebutkan ribuan burung gagak juga terlihat melintasi Kota Jingzhou, sebuah kota di Provinsi Hubei yang dekat dengan Kota Wuhan.
Masih belum ada ilmuwan yang angkat bicara mengenai fenomena ini sehingga kita masih belum mengetahui penjelasan ilmiah dari ribuan burung gagak yang muncul.
Dilansir dari Daily Star, tidak ada bukti kuat untuk mendukung teori bahwa gagak mencari mayat.
Ketakutan muncul karena burung gagak dipandang sebagai simbol kematian dalam budaya China.
Channel YouTube Wuhan News menjelaskan bahwa burung gagak bisa saja mencium bau mayat yang samar di kejauhan.
"Pasien yang sekarat akan mengeluarkan bau busuk di mana manusia tidak bisa menciumnya sebelum kematian," tulis channel tersebut.
Sebagian netizen percaya bahwa gagak sedang "mencari mayat" sementara beberapa orang yang lain percaya bahwa burung gagak memakan abu mayat manusia yang jatuh ke tanah sehingga mereka mematuk ke bawah jalan di Wuhan.
"Mereka mungkin mencari mayat. Mereka akan makan," tulis salah seorang netizen.
"Gagak ada di sana untuk membawa jiwa-jiwa orang mati ke tempat peristirahatan terakhir mereka," tulis netizen yang lain.
Sebagai referensi, data korban yang telah terinfeksi virus corona (12/2/2020) telah mencapai 45.182 orang dan 1.115 lainnya telah meninggal.
Sebanyak 1.068 berasal dari Provinsi Hubei, China. Ribuan burung gagak yang terbang menimbulkan berbagai macam spekulasi dan ketakutan yang dirasakan oleh netizen China.
Pembaruan Artikel (Update):
Faktanya, belakangan unggahan video serbuan gagak di Wuhan dari akun Twitter N95mask1 tersebut diketahui tidak benar.
Tepatnya video tersebut bukan berada di Wuhan. Seperti hanya diulas AFP dalam artikel di sini, video ini berlokasi di Xining, Provinsi Qinghai.
Hasil pengecekan kesamaan visual oleh AFP melalui Baidu Maps, ternyata sama dengan persimpangan jalan di kota Xining, bukan di Wuhan.
Dengan demikian, bisa disimpulkan serbuan gagak ke Wuhan, China tidak benar adanya. Melainkan di kota Xining, terletak lebih dari 1.600 km dari barat laut Wuhan.
Sedangkan channel YouTube Channel YouTube Wuhan News, kini telah berganti nama menjadi News from Asia.
Terkait kemunculan gagak ini, hasil penelusuran turnbackhoax.id dalam artikel di sini bukan karena bau kematian maupun jasad. Melainkan migrasi parsial dan efek pulau panas.
The Cornel Lab: "Migrasi parsial" âdi mana beberapa individu dalam suatu populasi bermigrasi dan beberapa tidak â adalah umum di antara burung â¦
"Pulau panas" perkotaan, serta tren pemanasan umum, dapat membuat lebih banyak burung mempersingkat migrasi mereka dan menghabiskan musim dingin lebih dekat dengan wilayah pengembangbiakan mereka.
Koreksi (Pembaruan per 13 Maret 2020):
Artikel ini telah dikoreksi dan diperbarui, terutama demi meluruskan fakta-faktanya. Termasuk dengan mengubah/memperbaiki judul & sebagian gambarnya, juga tambahan/penjelesan di bagian isi. Mohon maaf atas kekeliruan sebelumnya dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Naruto: Bagaimana Hashirama Senju Mati? Ternyata Begini
-
Naruto: Misteri Dibalik Tewasnya Itachi Uchiha, Benarkah Ia Sakit TBC?
-
Tak Sekadar Agar Awet, Ternyata Ini Tujuan dari Mumifikasi
-
Naruto: 13 Kematian Tokoh yang Paling Penting, Ada yang Hidup Lagi
-
One Piece: Alasan Kenapa Kematian Ace Lebih Nyesek setelah Arc Wano
-
Diluar Dugaan, Riset Ungkap Faktor Mencengangkan yang Bisa Bikin Usia Pria Lebih Panjang, Apa Itu?
-
Profil dan Biodata Windah Basudara, YouTuber Gaming Bapak Bocil Kematian
-
Boruto: Akankah Naruto Menjadi Karakter Utama Lagi? Begini Prediksinya
-
Meski Telah Berusia 1.000 Tahun, Ilmuwan Bisa Ungkap Penyebab Kematian Mumi Ini
-
Tewas Secara Mengenaskan, Ini 5 Teori Kematian Lady Diana yang Beredar Hingga Kini