Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Belum lama ini, peta satelit menangkap penampakan Kota Wuhan yang merah menyala layaknya sedang terjadi kremasi massal. Sempat membuat heboh, akhirnya fakta sebenarnya dari peristiwa ini terungkap.
Melansir Daily Mail, ilmuwan menyebut bahwa Kota Wuhan yang merah menyala ini akibat meningkatnya kadar sulfur dioksida yang tinggi. Biasanya sulfur dioksida ini muncul dari tubuh yang dikremasi atau saat limbah medis dibakar.
Mirip peta yang terbakar berwarna merah menyala, rumor menyebutkan bahwa sedang terjadi pembakaran mayat di pinggiran Kota Wuhan.
Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah China yang sebelumnya ingin agar korban virus corona dikremasi dalam pemakaman sederhana untuk mencegah penyebaran secara besar-besaran.
Baca Juga
Mengutip turnbackhoax.id, terungkap bahwa gambar tersebut bukanlah berasal dari peta satelit dan tidak menunjukan peningkatan kadar sulfur dioksida.
Karena diambil dari Windy.com, gambar ini memunculkan perkiraan cuaca dan prediksi berbagai tingkat polutan yang berasal dari partikel, nitrogen dioksida hingga sulfur dioksida.
Lebih lanjut, pihak Windy.com menjelaskan banyak perkiraan kenaikan emisi sulfur dioksida ini berdasarkan data sistem pemodelan atmosfer GEOS-5 NASA.
Pemodelan atmosfer GEOS-5 NASA ini biasanya menghitung probabilitas tingkat polusi berdasarkan sumber emisi yang diketahui berasal dari pabrik dan pembangkit listri dan referensi silang dengan variabel meteorologi.
Pendapat lain menyebutkan bahwa warna merah menyala di Kota Wuhan ini akibat cuaca yang sempat berada di level 4-5 derajat. Selain itu, penggunaan pemanas juga mempengaruhi meningkatnya sulfur dioksida.
Seorang profesor kimia dari Italia membuat perhitungan mengenai jumlah mayat yang cukup untuk dibakar hingga mencapai tingkat sulfur dioksida besar yang sama dengan di peta satelit tersebut.
Menurut penjelasannya, setidaknya, perlu ada pembakaran 30 juta mayat untuk bisa menghasilkan kadar sulfur dioksida sebesar itu.
Setelah terbukti bahwa penampakan Kota Wuhan yang merah menyala akibat kremasi massal ini hanyalah hoax, jawaban sebenarnya akhirnya terungkap bahwa hal ini terjadi karena pemodelan atmosfer GEOS-5 NASA.
Terkini
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
- Update Software Samsung Galaxy S24 Series, Hadirkan Pengalaman Display Vivid yang Makin Optimal
- Nuon Optimistis Dorong Transformasi Digital Melalui Inovasi di Industri Hiburan
- Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
- Kolaborasi Plan Indonesia dan Microsoft, Luncurkan Program AI TEACH for Indonesia
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Asnawi Mangkualam Resmi ke Real Madrid Usai Tampil Apik, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Benarkah Jokowi Beri Hadiah Mobil Mewah ke Putri Ariani karena Harumkan Nama Indonesia?
-
CEK FAKTA: Bikin Banyak Orang Kegocek, Ini yang Perlu Anda Tahu tentang Nokia Minima 2100
-
CEK FAKTA: Benarkah Amanda Manopo Cium Arya Saloka di Depan Media?
-
CEK FAKTA: Benarkah Nokia akan Luncurkan N73 Reborn? Atau Cuma HP Hoaks?
-
CEK FAKTA: Simon Cowell Beli Lagu Putri Ariani Seharga Rp 7 Triliun, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Benarkah Nokia X600 Pakai Snapdragon 8 Gen 2 Baterai 8500 mAh dan Kamera 200MP?
-
CEK FAKTA: Arya Saloka Meninggal Usai Kecelakaan Naik Moge, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Benarkah Luna Maya Bangun Rumah dengan Maxime Bouttier di Bali?
-
CEK FAKTA: Benarkah Nokia X200 Ultra Pakai baterai 7100 mAh dan Kamera 200MP