Jum'at, 19 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Jum'at, 25 Juni 2021 | 18:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Belum lama ini gerombolan pemuda tengah berkumpul kompak berhenti merokok dan memilikh menghisap jajanan cokelat sebagai gantinya. 

Video sekumpulan pemuda yang tengah berkumpul memakan sebuah permen coklat anak viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun TikTok l0velesss dan menjadi FYP di linimasa TikTok. Dalam video singkat itu, terlihat sekumpulan pemuda yang sedang duduk melingkar.

"3 bulan berhenti ngerokok," tulis keterangan video tersebut.

Viral pemuda berhenti merokok dan menghisap cokelat. (TikTok)

Pemuda-pemuda tersebut rupanya mengganti rokok dengan coklat anak. Mereka mengaku telah berhanti merokok selama tiga bulan.

Mereka kemudian berterima kasih kepada permen yang mereka makan karena membantu mereka untuk berhenti merokok.

"Terima kasih YOSAN," tambahnya.

Melihat adegan ini, para warganet pun turut memberikan komentar. Mereka menyoroti coklat yang pemuda-pemuda tersebut makan.

"Rokok: kanker paru, coklat: diabetes," ujar warganet.

"PLISS itu enak banget sekarang udah nggak ada di warung gue," tambah yang lain.

"Jangan banyak-banyak ya bang, nanti gulanya naik," tambah yang lain.

"Kompak circlenya," kata wargaent.

"Haha abang gue coba berhenti ngerokok tapi bukan sehat yang dia dapat malah tambah sesak untung sekarang udah tenang," sambung lainnya.

"Istikomah bang," ujar warganet.

"Sekarang tinggal mikirin stop nge-yosan wkwk," pungkas warganet.

Tips Berhenti Merokok untuk Pemula Hingga Perokok Berat, Dijamin Manjur!

Merokok bisa membuat pengggunanya kecanduan akibat zat nikotin yang mempengaruhi otak dan merangsang hormon endorfin yang melahirkan rasa senang.

Itulah kenapa rokok jadi salah satu produk adiksi, yang membuat penggunaanya sulit lepas apalagi jika masuk ketegori adiksi rokok berat. Lalu adakah tips berhenti merokok?

Dokter Spesialis Paru dr. Feni Fitriani, Sp.P(K) mengatakan jika perokok berat dengan kategori nilai adiksi di atas 6, maka disarankan untuk berhenti merokok secara perlahan.

Misalnya dimulai dengan memberi jarak antar waktunya merokok. Jika biasanya 1 jam sekali merokok, lalu diubah jadi 3 jam sekali, 5 jam sekali, dan seterusnya.

"Caranya yaitu bertahap, mengurangi atau menunda jam, sampai akhirnya jumlah rokok yang dikonsumsi itu perlahan berkurang artinya tidak sama sekali merokok," terang dr. Feni dalam acara diskusi virtual memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021, Sabtu (5/6/2021).

Kata dr. Feni, langkah ini dilakukan karena bagi perokok berat apabila dipaksakan berhenti langsung bisa mengalami gejala putus nikotin, yang dampaknya berupa frustasi, gemetar, hingga sakaw

Jika gejala ini terjadi yang ditakutkan adalah perokok berat itu kembali pada kebiasaan lamanya merokok bahkan lebih parah. Meskipun, terang dr. Feni itu hanya akan terjadi maksimal 4 minggu.

"Memang gejalanya tidak menyenangkan, tapi nggak lama-lama juga, dari pengalaman kita 4 minggu (durasi gejala putus nikotin) berdasarkan para pasien yang kita bantu berhenti merokok," jelas dr. Feni.

"Setelah itu dilalui, biasanya lebih nyaman dan tenang, bahkan sudah hampir tidak ada keluhan sama sekali saat berhenti merokok," sambungnya.

Tapi apabila langkah ini tidak berhasil, dr. Feni tidak menampik ada solusi lain yaitu pemberian obat-obatan jika orang tersebut mengalami sakaw putus nikotin, agar gejala frustasinya bisa mereda.

Lebih jauh dr. Feni mengungkap proses berhenti rokok akan lebih mudah bagi perokok pemula yang tingkat adiksinya masih rendah, dan biasanya terjadi pada remaja yang baru mulai merokok.

Biasa dr. Feni melakukan terapi langsung menghentikan total aktivitas merokoknya, jadi sama sekali tidak boleh merokok lagi.

"Kita nilai ada yang namanya angka adiksinya rendah, kita bisa sarankan berhenti langsung," pungkas dia. (M. Reza Sulaiman, Dini Afrianti Efendi). (Suara.com/Aulia Hafisa)

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap Efek Tak Terduga yang Dialami Perokok Usia Paruh Baya