Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 15 Juni 2022 | 18:21 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Selama pandemi Covid-19 melanda, layanan pesan antar makanan online ramai digunakan masyarakat di Indonesia. Tren ini disebut-sebut akan terus berlanjut meski pandemi telah usai.

Diwartakan Suara.com, Lembaga riset Tenggara Strategics memperkirakan kalau online food delivery (OFD) atau layanan pesan antar makanan online masih tetap tinggi pascapandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengungkapkan hasil temuan itu dalam laporan bertajuk Survei Persepsi & Perilaku Konsumen Online Food Delivery (OFD) di Indonesia pada Rabu (15/6/2022).

"Mayoritas konsumen berniat untuk terus menggunakan (99 persen) dan meningkatkan penggunaan (96 persen) layanan pesan antar makanan online ke depannya," katanya seperti dilansir HiTekno.com dari Suara.com.

Riyadi menuturkan layanan pesan antar makanan secara online merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat.

Driver ojol tetap berjuang antar pesanan makanan customer GrabFood. (dok GrabFood)

Bahkan, di tengah pandemi, layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk bisa tetap berbisnis.

"Kami kemudian melakukan riset untuk mengetahui, apakah pasca pandemi layanan OFD akan tetap diminati mengingat ada perubahan perilaku di mana masyarakat sudah mulai kembali bekerja di kantor, beraktivitas di luar rumah serta adanya relaksasi regulasi dalam bepergian. Jawaban yang kami dapat dari riset ini adalah masyarakat tetap meminati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan," ungkapnya.

Berdasarkan laporan Google, Temasek, Bain & Company pada 2021, sebanyak 64 persen pengguna di Indonesia menyatakan lebih sering menggunakan layanan pesan-antar makanan online di masa pandemi.

Faktor kenyamanan menjadi alasan utama konsumen Indonesia (72 persen) terus menggunakan layanan OFD.

Berdasarkan laporan tersebut, badan riset bagian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya itu menghitung nilai transaksi bruto (gross merchandise value/GMW) layanan pesan-antar makanan online diperkirakan berkontribusi Rp 78.4 triliun (5,52 miliar dolar AS) dari total GMV transaksi digital di Indonesia sebesar Rp 994 triliun (setara 70 miliar dolar AS).

"Angka GMV transportasi dan OFD di Indonesia naik 36 persen dari tahun 2020, menunjukkan bahwa ada peningkatan penggunaan oleh konsumen di industri OFD, sehingga akan terus bertumbuh ke depannya," imbuh Riyadi.

Ada pun riset mengenai layanan pesan antar makanan online yang dilakukan Tenggara Strategics menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih, dengan jumlah responden mencapai 1.200 orang yang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10 hingga 14 Januari 2022.

Itulah prediksi Tenggara Strategics yang memperkirakan kalau layanan pesan antar makanan online masih tetap laku pascapandemi. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

BACA SELANJUTNYA

Beri Salam Perpisahan, Zomato Cabut dari Indonesia