Minggu, 28 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 14 September 2022 | 17:07 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memaparkan kalau pemerintah telah menemukan titik terang soal aksi hacker yang ramai jadi sorotan. Sosoknya jadi perbincangan usai maraknya kasus dugaan kebocoran data belakangan ini.

Mahfud MD menyebutkan kalau Badan Intelijen Negara atau BIN dan Polri telah mengidentifikasi identitas Bjorka.

Tak hanya itu, Menkopolhukam menjelaskan kalau hacker Bjorka itu sebenarnya tak punya kemampuan meretas yang mumpuni.

Berbicara dalam jumpa pers di kantor Kemenpolhukam di Jakarta, Rabu (14/9/2022), Mahfud membeberkan bahwa Bjorka terlihat seperti ingin memberikan peringatan untuk lebih hati-hati mengelola data-data milik publik.

"Hasil dari kesimpulan kami, apa yang dilakukan Bjorka ini sebenarnya tidak punya keahlian atau kemampuan membobol yang sungguh-sungguh. Dia hanya hendak memberitahu kepada kita kalau kita harus hati-hati, (data) kita akan bisa dibobol, dan sebagainya," kata Mahfud MD seperti dilansir dari Suara.com.

Mahfud MD sebelumnya mengatakan bahwa identitas Bjorka sudah mulai diungkap oleh BIN dan Polri.

"Memang gambaran-gambaran pelakunya sudah teridentifikasi dengan baik oleh Badan Intelijen Negara dan Polri. Tetapi belum bisa diumumkan gambaran-gambaran siapa dan di mananya itu. Kami sudah punya alat untuk melacak itu semua," kata Mahfud MD.

Ilustrasi hacker. (pixabay)

Selain itu, jelas Mahfud MD, berdasarkan koordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, dapat disimpulkan bahwa data-data yang diumbar hacker Bjorka ke dunia maya ialah bersifat umum.

Mahfud MD juga menilai motif penyebaran data oleh Bjorka itu pun belum membahayakan pemerintah atau publik. Meskipun begitu, Mahfud menegaskan Pemerintah tetap tetap serius dalam menangani kasus itu.

Salah satunya ialah dengan membentuk satuan tugas perlindungan data yang akan melindungi data-data, terutama data negara, dari ancaman peretasan ataupun kasus kebocoran data.

Meski tidak membahayakan, imbaunya, peretasan Bjorka itu mengingatkan bangsa Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan terhadap pengamanan data, baik data-data negara maupun data masyarakat.

"Kami akan menjadikan ini sebagai peluang, sebagai pengingat kepada kita semua untuk sama-sama berhati-hati," tutup Mahfud MD.

Kepala BSSN Anggap Serangan Siber Bjorka Hanya Intensitas Rendah

Logo BSSN. (BSSN)

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian kembali buka suara soal aksi peretasan yang dilakukan hacker Bjorka belakangan ini. Menurut Kepala BSSN, serangan tersebut masih dalam intensitas rendah.

Hinsa Siburian menyebutkan klasifikasi serangan siber berupa pencurian data seperti yang dilakukan hacker Bjorka, masih tergolong dalam katergori intensitas rendah.

Pernyataan ini dikatakan Kepala BSSN dalam jumpa pers di Kantor BSSN di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/9/20220).

"Kalau dilihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya," kata Hinsa diwartakan Suara.com (13/9/20220).

Secara keseluruhan, Hinsa Siburian menjelaskan intensitas ancaman serangan siber sendiri diklasifikasikan menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.

Serangan siber dengan intensitas tinggi menurutnya adalah yang sampai melumpuhkan infrastruktur informasi vital.

"Jadi, infrastruktur informasi vital ini adalah sistem elektronik yang sudah digunakan di objek vital nasional kita," tambahnya.

Terkait hal tersebut, kepala BSSN kemudian menegaskan bahwa secara umum infrastruktur informasi vital nasional sampai saat ini berjalan dengan baik.

"Sistem elektronik yang untuk pelayanan masyarakat berjalan dengan baik; yang menjadi persoalan isu sekarang ini adalah masa data oleh Bjorka ini disebarkan sedemikian rupa," katanya.

Oleh karena itu, dia mengatakan masyarakat sebenarnya tidak perlu terlalu resah terhadap isu kebocoran data nasional oleh hacker yang mengaku sebagai Bjorka. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

BACA SELANJUTNYA

Gegara Hacker dan Scam, Investor Kripto Kehilangan Rp 1,5 Triliun pada April 2023