Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Maraknya beragam jenis investasi, mencakup cryptocurrency kini menjadi lahan yang kerap diincar oleh pelaku kejahatan melalui jalur peretasan.
Bahkan komplotan peretas ini ada yang terafiliasi dengan lembaga negara, alias plat merah. Setidaknya itulah yang diungkap oleh Elliott Garlock seperti dilansir dari Cnet.
Ia mengatakan bahwa para pelaku bisa saja menyamar sebagai pelamar kerja. Itu adalah wawancara kerja yang mencengangkan bagi perekrut, Elliott Garlock.
Saat menyaring calon insinyur untuk sebuah perusahaan kripto pada bulan Februari, Garlock bertemu dengan satu pelamar yang mencurigakan.
Baca Juga
Orang yang diwawancarai bergabung dengan wawancara Zoom dengan kameranya mati. Ada obrolan terus-menerus di latar belakang, seperti seolah dia sedang terjebak di sebuah ruangan kecil yang penuh sesak.
Dia mengaku berasal dari San Francisco tetapi, ketika dicecar pertanyaan, mereka tidak dapat menunjukkan lokasinya lebih presisi.
Itu adalah wawancara yang aneh dan tidak produktif. Yang terburuk dari semuanya, itu adalah yang pertama dari banyak orang.
Garlock, pendiri perusahaan perekrutan Stella Talent Partners, segera bertemu dengan kandidat lain yang hampir identik dalam wawancara kerja daring tersebut.
"Saya kesal setelah beberapa saat, karena itu benar-benar buang-buang waktu," kata Garlock.
"Saya awalnya mengira penipuan itu adalah bahwa mereka berada di luar negeri, mencoba memanfaatkan pekerjaan jarak jauh untuk mendapatkan gaji karena tidak bekerja."
Sekarang ada hipotesis baru. Orang-orang yang diwawancarai untuk pekerjaan adalah orang Korea Utara yang mencoba menyedot uang ke negara musuh Korea Selatan tersebut.
Setidaknya begitulah peringatan dari FBI dan Departemen Keuangan, yang telah memperingatkan tentang meningkatnya risiko Korea Utara terhadap industri cryptocurrency.
Bahaya serupa sudah ditunjukkan oleh satu peretasan bencana pada bulan Maret. Lazarus Group, pakaian peretasan yang terkait dengan pemerintah Korea Utara.
Sekitar sepertiga dari penjarahan kripto Korea Utara masuk ke dalam program senjatanya, termasuk senjata nuklir, menurut perkiraan Anne Neuberger, seorang wakil penasihat keamanan nasional di pemerintahan Biden.
Untuk informasi terkini seputar dunia teknologi, sains dan anime, jangan lupa untuk subscribe halaman Facebook kami di sini.
Terkini
- Sasar Jateng-DIY, Smartfren Perkuat Jaringan dan Rilis Paket Data Baru
- Profil dan Biodata Codebluuuu Tiktok yang Viral Ribut dengan Farida Nurhan
- Capai 100 Juta Pengguna, Zoho Perkuat Memperkuat Pertumbuhan Bisnis Kawasan Asia Pasifik
- Registrasi Local Media Summit 2023 Telah Dibuka, Pertemuan Tahunan Media Lokal se-Indonesia
- Sinergi Exabytes Indonesia dan EasyStore Targetkan 5.000 UMKM
- Grab Indonesia dan OVO Donasikan Rp 1,5 Miliar untuk Berbagai Komunitas
- Fitur utama Batoto, Aplikasi Baca Komik Seru
- Layanan Hemat, Upaya Gojek Perluas Pasar sekaligus Dorong Peluang Pendapatan Mitra
- Apa yang Ditawarkan JKIND di GIIAS 2023?
- Telco X: "X" terbaru yang dibawa Elon Musk ke Indonesia?
Berita Terkait
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
Bobol Twitter dan Curi Kripto dengan Nominal Fantastis, Hacker Ini Dibui Cuma 5 Tahun
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Apa itu Manhattan Project? Begini Rangkuman Fakta Awal Pengembangan Nuklir
-
Reaktor Nuklir di Amerika Serikat Bocor, Pihak Berwenang Malah Sempat Tutup Mulut
-
Ditemukan Malware Berbahaya, Serang Akun YouTube dan Facebook
-
Fasilitas Pengolahan Uranium di AS Kebakaran, 200 Karyawan Dievakuasi
-
Eropa Krisis Energi, Inggris Malah Tutup Reaktor Nuklir, Apa Sebab?
-
Batal Dihapus, Jepang Kembali Berpaling ke Pembangkit Listrik Bertenaga Nuklir
-
Ilmuwan Rusia Siap Uji Coba Bahan Bakar Nuklir Jenis Baru, Efisiensi Diklaim Meningkat Signifikan