Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Startup yang mengandalkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan bertumbangan dalam tiga tahun ke depan. Prediksi tersebut disampaikan oleh pengamat sekaligus investor kunci Venture Capital (VC), Ken Smythe.
Ia menilai bahwa AI akan "mengguncang" atau menyisihkan banyak profesi. Meski begitu, pengamat memprediksi bahwa startup AI cenderung gagal pada beberapa tahun mendatang.
Gagalnya startup AI mirip fenomena runtuhnya startup teknologi selama gelembung dot-com.
Sebagai informasi, banyak perusahaan rintisan atau startup berbasis AI yang bermunculan dalam tiga tahun terakhir.
Baca Juga
Startup tersebut memanfaatkan aplikasi dan algoritma tertentu berdasarkan AI. Mereka menyasar sektor kesehatan, teknologi, marketing, proses daur ulang sampah, dan masih banyak lagi.
AI juga familiar di kehidupan sehari-hari. Siri (Apple), Alexa (Amazon), Google Assistant (Google), alat kesehatan (scanner) dan mobil otonom (driver-assistance system) merupakan contoh bagaimana AI dapat membantu kehidupan masyarakat modern.
Kemajuan teknologi AI semakin banyak dibicarakan setelah hadirnya ChatGPT. Itu adalah chatbot yang dikembangkan oleh startup OpenAI. Raksasa teknologi Microsoft bahkan menginvestasikan 10 miliar dolar AS (Rp 152 triliun) kepada startup tersebut.
Ken Smythe, pendiri dan kepala eksekutif Next Round Capital Partners (Venture Capital dari New York) mengungkap bahwa AI akan mengubah industri di masa depan.
Perlu diketahui, Next Round Capital Partners berinvestasi dalam teknologi dan startup AI. Perusahaan telah berinvestasi di Uniphore, startup percakapan-AI yang mengembangkan agen layanan pelanggan virtual untuk pusat panggilan.
Meski berinvestasi pada sektor tersebut, pengamat sekaligus investor itu memprediksi bahwa sekitar 85 persen startup AI akan gulung tikar dalam tiga tahun ke depan.
"Sebanyak 85 persen startup AI akan bangkrut dalam tiga tahun. Baik karena mereka ditelan oleh perusahaan besar atau karena mereka kehabisan uang," kata Smythe dikutip dari The Street.
Pengamat tersebut mengungkap bahwa para raksasa teknologi akan mempunyai ratusan miliar dolar (ribuan triliun rupiah) untuk dibelanjakan pada pengembangan AI.
Ini memungkinkan mereka untuk "melahap" startup yang baru memulai mengandalkan AI.
Ken Smythe menilai bahwa startup AI membutuhkan banyak modal, ilmuwan, dan PhD untuk mengembangkan kode inovatif.
Jika tak mempunyai tiga hal tersebut, mereka bakal dihancurkan oleh perusahaan raksasa.
"Saya pikir pemenang startup AI adalah mereka yang bekerja sama dengan raksasa teknologi untuk memiliki modal, sumber daya, tenaga kerja, dan pengetahuan terampil. Mereka adalah pemenang besar. Saya pikir berdiri sendiri untuk seorang investor dalam bertaruh dan memasukkan 10 juta dolar AS (Rp 152 miliar) pada startup AI yang baru saja diluncurkan, mereka masih akan kesulitan," ungkap Smythe.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Bagaimana Staffinc Suite Bantu Ariston Optimalkan Promosi Penjualan
-
Tunjuk Member Board Baru, Endeavor Indonesia Siap Tunjang Pertumbuhan Ekosistem
-
Yadi Sembako Ceritakan Momen Hidup Ketika Dirinya Bangkrut, Ada Orang yang Gantungin Beras di Pagar
-
Startup Asal Yogyakarta Hadirkan Fitur Monitoring Kesehatan untuk Pecinta Olahraga Lari
-
Dapat Kembangkan Jaringan, Alumni Startup Studio Indonesia Raih Pendanaan Hampir Rp 1 Triliun
-
Susul Zeiss dan Leica, Canon Siap Kembangkan Kamera untuk Ponsel?
-
Sinergi dengan Link Net, XL Targetkan 8 Juta Home Pass
-
Gunakan Skema Ponzi Bitcoin, Perusahaan Trading Ini Kena Denda Rp 49,7 T
-
Trafik Smartfren Meningkat hingga 27 Persen saat Ramadhan dan Idul Fitri 2023
-
Dua Alumni Startup Studio Indonesia Ini Sukses Raih Pendanaan dan Perluas Networking