Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Akhir Januari 2019 masih menyimpan harapan pasca momen tahun baru. Namun tak banyak orang tahu bahwa 24 tahun yang lalu, akhir Januari terdapat peristiwa menegangkan yang bisa melenyapkan harapan semua orang.
Akhir Januari tepatnya pada 25 Januari 1995, dunia bisa saja berakhir karena ''kiamat nuklir''.
Itu terjadi karena kesalahpahaman antara Rusia dan Amerika Serikat mengenai peluncuran nuklir.
Hari itu, sekelompok peneliti Amerika dan Norwegia meluncurkan roket Black Brant XII dari pulau Lingkaran Arktik Andoya.
Baca Juga
Peluncuran roket itu sebagai bentuk penelitian untuk mempelajari atmosfer dan aurora borealis.
Para peneliti telah memperingatkan Rusia, Amerika Serikat, dan 28 negara lain bahwa mereka melakukan peluncuran roket.
Itu dilakukan oleh peneliti karena mereka tahu ada kemungkinan roket itu disalahpahami sebagai serangan roket nuklir pertama dari suatu negara.
Kemudian ketegangan yang bisa membuat dunia berakhir terjadi.
Seseorang lupa memberi tahu teknisi radar Rusia. Teknisi itu mengirimkan peringatan ke Moskow yang berisi bahwa kemungkinan serangan roket nuklir pertama dari Amerika Serikat sudah mendekati wilayah Rusia.
Dalam beberapa menit, Presiden Federasi Rusia saat itu, Boris Yeltsin, langsung membawa koper komando nuklir hitamnya.
Yeltsin berbicara dengan menteri pertahanannya melalui telepon dan berdiskusi atas masalah yang terjadi.
Sedikit yang diketahui tentang apa yang dikatakan oleh Yeltsin, tetapi itu merupakan saat-saat paling berbahaya untuk memicu perang nuklir.
Dikutip dari Vox, itu merupakan pertama kali seorang pemimpin Rusia atau Soviet menggunakan koper komando nuklir sebagai tanggapan atas kemungkinan perang.
Seperti yang telah diketahui, seorang presiden dari suatu negara adidaya diberi kewanangan untuk membuka dan mengaktifkan koper komando nuklir.
Apabila presiden tersebut sudah mengaktifkan dan memencet tombol peluncuran, maka nuklir akan langsung meluncur dan menghantam negara lawan.
Untungnya, Yeltsin menganggap ada sesuatu yang aneh dan menyimpulkan itu bukan serangan roket nuklir pertama dari Amerika Serikat.
Namun apabila Yeltsin gegabah dan memulai peluncuran nuklir untuk menyerang AS, kiamat nuklir akan segera terjadi.
Bencana akibat perang nuklir bisa dipastikan akan merenggut puluhan hingga ratusan juta orang dalam satu serangan saja.
Bahkan diketahui roket nuklir Satan 2 terbaru milik Rusia bisa menghapus suatu negara seluas Perancis dalam satu ledakan saja.
Itulah tadi peristiwa menegangkan akibah salah perhitungan dan miskomunikasi dari petugas radar Rusia, semoga perang nuklir tidak akan pernah terjadi ya!
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Apa itu Manhattan Project? Begini Rangkuman Fakta Awal Pengembangan Nuklir
-
Reaktor Nuklir di Amerika Serikat Bocor, Pihak Berwenang Malah Sempat Tutup Mulut
-
Fasilitas Pengolahan Uranium di AS Kebakaran, 200 Karyawan Dievakuasi
-
Eropa Krisis Energi, Inggris Malah Tutup Reaktor Nuklir, Apa Sebab?
-
Batal Dihapus, Jepang Kembali Berpaling ke Pembangkit Listrik Bertenaga Nuklir
-
Ilmuwan Rusia Siap Uji Coba Bahan Bakar Nuklir Jenis Baru, Efisiensi Diklaim Meningkat Signifikan
-
Demi Danai Pengembangan Nuklir, Korea Utara Kerahkan Freelancer IT
-
PLTN Ditargetkan Selesai 2039, Dorong Zero Emisi