Senin, 29 April 2024
Angga Roni Priambodo | Rezza Dwi Rachmanta : Sabtu, 26 Januari 2019 | 10:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Akhir Januari 2019 masih menyimpan harapan pasca momen tahun baru. Namun tak banyak orang tahu bahwa 24 tahun yang lalu, akhir Januari terdapat peristiwa menegangkan yang bisa melenyapkan harapan semua orang.

Akhir Januari tepatnya pada 25 Januari 1995, dunia bisa saja berakhir karena ''kiamat nuklir''.

Itu terjadi karena kesalahpahaman antara Rusia dan Amerika Serikat mengenai peluncuran nuklir.

Hari itu, sekelompok peneliti Amerika dan Norwegia meluncurkan roket Black Brant XII dari pulau Lingkaran Arktik Andoya.

Peluncuran roket itu sebagai bentuk penelitian untuk mempelajari atmosfer dan aurora borealis.

Para peneliti telah memperingatkan Rusia, Amerika Serikat, dan 28 negara lain bahwa mereka melakukan peluncuran roket.

Itu dilakukan oleh peneliti karena mereka tahu ada kemungkinan roket itu disalahpahami sebagai serangan roket nuklir pertama dari suatu negara.

Ilustrasi roket Black Brant yang digunakan untuk penelitian. (Wikipedia/ NASA)

Kemudian ketegangan yang bisa membuat dunia berakhir terjadi.

Seseorang lupa memberi tahu teknisi radar Rusia. Teknisi itu mengirimkan peringatan ke Moskow yang berisi bahwa kemungkinan serangan roket nuklir pertama dari Amerika Serikat sudah mendekati wilayah Rusia.

Dalam beberapa menit, Presiden Federasi Rusia saat itu, Boris Yeltsin, langsung membawa koper komando nuklir hitamnya.

Yeltsin berbicara dengan menteri pertahanannya melalui telepon dan berdiskusi atas masalah yang terjadi.

Sedikit yang diketahui tentang apa yang dikatakan oleh Yeltsin, tetapi itu merupakan saat-saat paling berbahaya untuk memicu perang nuklir.

Dikutip dari Vox, itu merupakan pertama kali seorang pemimpin Rusia atau Soviet menggunakan koper komando nuklir sebagai tanggapan atas kemungkinan perang.

Seperti yang telah diketahui, seorang presiden dari suatu negara adidaya diberi kewanangan untuk membuka dan mengaktifkan koper komando nuklir.

Ilustrasi ledakan nuklir. (Inhabitat).

Apabila presiden tersebut sudah mengaktifkan dan memencet tombol peluncuran, maka nuklir akan langsung meluncur dan menghantam negara lawan.

Untungnya, Yeltsin menganggap ada sesuatu yang aneh dan menyimpulkan itu bukan serangan roket nuklir pertama dari Amerika Serikat.

Namun apabila Yeltsin gegabah dan memulai peluncuran nuklir untuk menyerang AS, kiamat nuklir akan segera terjadi.

Bencana akibat perang nuklir bisa dipastikan akan merenggut puluhan hingga ratusan juta orang dalam satu serangan saja.

Bahkan diketahui roket nuklir Satan 2 terbaru milik Rusia bisa menghapus suatu negara seluas Perancis dalam satu ledakan saja.

Itulah tadi peristiwa menegangkan akibah salah perhitungan dan miskomunikasi dari petugas radar Rusia, semoga perang nuklir tidak akan pernah terjadi ya!

BACA SELANJUTNYA

Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir