Sabtu, 27 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Selasa, 05 Maret 2019 | 19:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ketika masih ada senjata dan bom nuklir, dunia masih tidak dapat terhindar dari kiamat yang ditimbulkan perang antar negara. Perang dingin antara Amerika Serikat dan Rusia serta konflik antara India dan Pakistan membuat kiamat nuklir bisa saja terjadi.

Keempat negara tersebut sama-sama mempunyai bom nuklir yang dapat menghancurkan ratusan juta jiwa.

Data dari FAS (Federation of American Scientists), jumlah senjata dan bom nuklir di dunia mencapai 14.485 unit.

Meski negara yang memiliki nuklir tersebut berkomitmen untuk mengurangi nuklirnya, namun jumlah bom nuklir di dunia masih mengkhawatirkan.

Sekitar 93 persen bom nuklir dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.

Sementara 1.800 bom nuklir yang dimiliki oleh AS, Rusia, Inggris dan Prancis dalam posisi siap meluncur untuk menghancurkan lawan.

Setelah AS akan menempatkan rudal nuklir jarak menengah di Eropa serta konflik India dan Pakistan yang belum sepenuhnya mereda, resiko perang nuklir ada di depan mata.

Data kepemilikan bom nuklir. (FAS)

Ilmuwan yang memperhatikan perkembangan bom nuklir, mengeluarkan data mengenai dampak dahsyat gelombang bom nuklir.

Proyek penelitian yang dipimpin oleh Gregg Spriggs di Lawrence Livermore National Laboratory, California, Amerika Serikat mungkin akan mengagetkan publik.

Bagaimana tidak mereka akan membeberkan kekuatan destruktif ledakan atom yang terekam oleh data penelitian.

Mulai tahun 1945, Amerika Serikat melakukan 210 uji coba nuklir di atas tanah yang semuanya didokumentasikan dalam film.

Uji coba nuklir berakhir pada tahun 1963 ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia) sepakat berhenti menguji nuklir di atmosfer demi kebaikan planet.

Ledakan bom atom yang terekam dalam kamera. (Lawrence Livermore National Laboratory)

Berdasarkan data yang tersimpan di dalam komputer dan disimulasikan kembali oleh ilmuwan, efek bom nuklir ternyata sangat dahsyat.

Suhu dapat mencapai 15 juta derajat Celcius dengan bola api yang akan menjalar menyebar seluas 3,2 kilometer.

Di tepi luar bola api adalah gelombang kejut, yang mempunyai efek yang tak kalah menghancurkan.

''Ketika mulai (gelombang ledakan), itu bergerak di Mach 100, seratus kali kecepatan suara,'' kata Spriggs dikutip dari CBS News.

Masih belum selesai, setelah ledakan, muncul awan berbentuk jamur yang naik ke langit, memuntahkan radiasi.

Uji coba bom nuklir oleh Amerika Serikat. (Lawrence Livermore National Laboratory)

Menggunakan simulasi komputer, ilmuwan mengukur bahwa tinggi gelombang akan mencapai 40.000 kali atau 12.192 meter.

Jika dibandingkan dengan gunung Everest yang memiliki tinggi 8.848 meter, tentunya bom nuklir dapat dengan mudah mengalahkan ketinggiannya.

Bom nuklir terbaik yang pernah diuji coba adalah ketika di Nevada pada tahun 1950-an.

Itu dapat menciptakan efek 100 kiloton ledakan. Kiloton adalah ledakan yang setara dengan 1.000 ton TNT.

Ilustrasi ledakan nuklir. (Inhabitat)

Seratus kiloton sekitar enam kali lebih besar dari bom yang meratakan Hiroshima, ledakan yang berhasil menewaskan separuh populasi kota.

Itu masih di tahun 1950-an, kini senjata nuklir sudah berkembang pesat.

Akhir tahun 2017 lalu, Rusia sukses memperkenalkan bom nuklir yang dinamai Satan II.

Bom ini diklaim memiliki efek 2000 kali lipat daripada Bom Hiroshima dan Nagasaki.

Semoga dengan penelitian mengenai ketinggian gelombang bom nuklir ini dan dampaknya, semua umat manusia dapat mencoba menghindari perang nuklir.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Rusia Siap Uji Coba Bahan Bakar Nuklir Jenis Baru, Efisiensi Diklaim Meningkat Signifikan