Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Layanan Bank Syariah Indonesia atau BSI sempat lumpuh beberapa waktu lalu. Tak lama kemudian, terdapat kelompok ransomware Lockbit yang mengklaim bahwa mereka telah menyerang sistem di BSI.
Tak tanggung-tanggung, mereka turut mengklaim bahwa pihaknya menyimpan banyak data penting.
Grup penjahat siber tersebut mengancam akan menyebarkan data-data nasabah jika BSI tak membayar tebusan.
Lockbit mengeklaim telah menyerang BSI pada 8 Mei kemarin dan melumpuhkan layanan bank BUMN tersebut. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga menyandera data nasabah dan BSI sebesar 1,5 terabyte.
Baca Juga
"Kami beri pihak manajemen bank waktu 72 jam untuk mengontak Lockbit dan menyelesaikan masalah ini," tulis Lockbit.
Lazimnya kelompok atau geng ransomware meminta tebusan yang dibayarkan dalam bentuk mata uang kripto agar serangan diakhiri serta data-data yang disandera tak disebar.
Tetapi para pakar keamanan siber selalu mengatakan bahwa pembayaran tebusan tak pernah menjamin kelompok penjahat siber mengakhiri serangan serta mengembalikan data yang dicuri.
Adapun serangan ransomware Lockbit ini dikonfirmasi oleh dua pakar keamanan siber Indonesia, Alfons Tanujaya dari Vaksincom dan Teguh Aprianto dari Ethical Hacker.
"Lockbit tidak sekedar gertak sambal dan membuktikan kalau memang berhasil mencuri dan mengenkripsi 1.5 TB data BSI," jelas Alfons dalam siaran persnya yang diterima Sabtu (13/5/2023).
Alfons menduga peretasan terjadi jauh sebelum 8 Mei, seperti yang diklaim Lockbit. Ia menduga serangan digelar diam-diam sejak libur Lebaran kemarin.
Sementara Teguh, lewat cuitan di Twitter, mengatakan bahwa BSI telah terkonfirmasi jadi korban ransomware setelah perusahaan tersebut selama beberapa hari terakhir mengaku sedang melakukan pembenahan.
"Hari ini terkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban ransomware," tulis Teguh di Twitter, "Total data yg dicuri 1,5 TB. Di antaranya 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal & layanan yg mereka gunakan."
BSI sendiri pada Kamis kemarin mengatakan pihaknya masih menduga ada serangan siber terhadap layanannya. Untuk memastikan maka perlu dilakukan audit.
"Terkait dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik," ucap Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam Konferensi Pers Update Layanan BSI di Jakarta, Kamis lalu. (Suara.com/ Firman Doni)
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
-
Memahami Pentingnya Keamanan dan Penyalahgunaan Data
-
Hasil Studi Cloudflare, Indonesia Rugi Rp 15 Miliar akibat Insiden Keamanan Siber
-
7 Cara Menjaga Keamanan Dokumen Digital Anda
-
Sasar Jateng-DIY, Smartfren Perkuat Jaringan dan Rilis Paket Data Baru
-
Pemerintah AS Kepergok Beli Data Personal Warga, Ngeri!
-
Mengenal Serangan Ransomware Lengkap Cara untuk Mencegah dan Mengatasinya
-
8 Fitur WhatsApp yang Meningkatkan Keamanan Pengguna
-
Apa Itu Serangan Volt Typhoon, Bagaimana Menghindarinya?
-
Apa Itu Ransomware LockBit, Bagaimana Obrak Abrik Data Nasabah BSI?