Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sudah bukan rahasia lagi bahwa hubungan Huawei dan pemerintah AS memburuk pada tahun 2019. Laporan terbaru dari Bloomberg menyatakan bahwa Huawei sedang mempersiapkan penurunan pengiriman smartphone global antara 40 hingga 60 persen.
Antisipasi Huawei tak main-main karena mereka telah mempersiapkan rencana cadangan ketika penjualan global mereka menurun tajam sebagai akibat dari perang dagang AS-China.
Meskipun pada awalnya Huawei meremehkan efek larangan dari pemerintah AS, laporan terbaru menunjukkan bahwa itu tidak hanya berdampak pada pendapatan Huawei, tapi juga pembuat chip seperti Broadcom.
Sebagaimana yang telah diketahui, pemerintah Amerika Serikat telah menempatkan Huawei selaku salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia, di daftar hitam perdagangan pada Mei 2019.
Baca Juga
Dilansir dari Reuters, ketegangan perdagangan antara AS dan China juga membuat prospek keuntungan Broadcom menyusut.
Mereka terancam kehilangan 2 miliar dolar AS atau Rp 28,2 triliun sepanjang tahun 2019 sebagai akibat pelarangan dari pemerintah AS terhadap Huawei.
Manajer pemarasan dan penjualan Huawei menjelaskan bahwa volume pengiriman smartphone bisa berkurang hingga 60 juta smartphone di tahun 2019.
Padahal, sepanjang tahun 2018 lalu, Huawei berhasil mencetak rekor perusahaan setelah menjual lebih dari 200 juta smartphone.
Untuk mengantisipasi skenario terburuk, Huawei akan mengimbangi penurunan pangsa pasar smartphone global dengan fokus di China.
Huawei memberikan target untuk meraih lebih dari 50 persen pangsa pasar smartphone di China.
Sebagai gantinya, Huawei akan langsung memotong produksi dan pemasaran smartphone di luar China.
Honor 20 series yang telah dipasarkan di beberapa negara Eropa mulai 21 Juni 2019 juga akan "dikorbankan".
Perusahaan akan memantau tren pengiriman Honor 20 di Eropa, dan langsung memotong pengiriman jika penjualannya memburuk.
Beberapa smartphone flagship dikabarkan juga akan dikorbankan dan langsung dialihkan untuk fokus di China.
Jika skenario terburuk berlangsung dan perang dagang Amerika Serikat dan China makin memanas, Huawei terancam kehilangan pendapatan hingga 100 miliar dolar AS atau Rp 1.409 triliun.
Terkini
- Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
- Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
- Kembali Produktif Usai Liburan dengan Samsung Galaxy A55 5G, Cek Bagaimana Caranya
- Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
- Software Update Samsung Galaxy Tab S9 Series, Hadirkan Galaxy AI
- Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
- Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
- FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
Berita Terkait
-
Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
-
Huawei MateBook D 14, Laptop Premium Bobot Ringan dan Performa Kencang
-
Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition Resmi Rilis di Indonesia, Cek Berapa Harganya
-
Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
-
Resmi Rilis ke Indonesia, Cek Apa yang Ditawarkan Huawei FreeBuds Pro 3
-
Huawei MateBook D 16 Terbari Hadir Resmi di Indonesia, Layar Besar namun Ringan
-
Huawei Watch Fit SE Resmi Hadir di Indonesia, Cek Berapa Harganya?
-
Huawei MatePad 11 PaperMatte Edition, Hadir dengan Layar Bertekstur Serasa Kertas
-
Huawei Watch GT 4 Resmi Dipasarkan di Indonesia, Cek Berapa Harga Smartwatch Ini
-
Huawei Watch GT 4 Rilis di Indonesia, Smartwatch Berdesain Elegan