Minggu, 28 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 09 September 2019 | 15:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un marah besar terhadap pejabat setempat serta petinggi militer di negaranya. Kemarahan Kim Jong Un disebabkan karena pejabat setempat dianggap terlalu "santai" dalam menghadapi Topan Lingling (Typhoon Lingling).

Kim mengadakan pertemuan darurat pada hari Jumat (06/09/2019) dan langsung mengatakan bahwa negaranya dalam keadaan berbahaya mengingat badai besar dengan daya rusak tinggi sedang menuju ke Korea Utara.

"Sikap para pejabat tetap tidak berubah dan tidak berdaya dalam melawan topan, mereka tidak serius dan diserang sentimen santai," kata Kim saat marah dalam pertemuan itu, menurut laporan media Korea Utara bernama KCNA (Korean Central News Agency).

Di Korea Selatan, lebih dari 270 penerbangan pesawat komersial telah dibatalkan dan sekitar 160 ribu rumah mengalami pemadaman listrik setelah terkena dampak dari Topan Lingling.

KCNA melaporkan bahwa Topan Lingling melanda Korea Utara pada hari Sabtu (07/09/2019) pukul 14.00 waktu setempat.

Ilustrasi Kim Jong Un. (Wikipedia/ Korea.net)

Badan Meteorologi Jepang menyebutkan bahwa badai melemah pada hari Minggu (08/09/2019) ketika badai bergerak menuju daratan China.

Setelah memorak-porandakan Korea Selatan, Topan Lingling langsung menuju ke utara dengan kecepatan 140 kilometer per jam.

Dilansir dari ABC News, Topan Lingling mencapai puncaknya dengan kecepatan hingga 196 kilometer per jam.

Dengan kecepatan tinggi tersebut, itu menjadikan Topan Lingling sebagai topan terkuat kelima yang pernah melanda wilayah Korea sejak tahun 1959.

Topan Lingling membuat banyak pohon besar tumbang dan banjir melanda lahan pertania. (YouTube/ Arirang News)

Laporan terbaru dari KCNA mengatakan bahwa Topan Lingling yang menghantam Korea Utara sejak pukul 14.00 pada hari Sabtu (07/09/2019) hingga Minggu (08/09/2019) tengah malam, menghasilkan kerusakan luar biasa.

Topan Lingling menyebabkan 460 rumah dan 15 bangunan umum hancur, rusak atau terendam air di Korea Utara.

Sebanyak 46.200 hektar lahan pertanian telah terkubur atau tergenang air.

Secara total, baik di Korea Utara dan Korea Selatan, jumlah orang yang tewas telah mencapai 8 orang dan 18 orang lainnya terluka.

Kerusakan puluhan ribu hektar lahan pertanian juga menimbulkan risiko tinggi bagi Korea Utara mengingat negara itu sering menderita kekurangan pangan.

Bahkan awal tahun 2019, PBB menyatakan bahwa sekitar 10 juta orang di Korea Utara sangat membutuhkan bantuan pangan.

Topan Lingling termasuk Siklon Tropis yang berbahaya dan terbentuk pada bagian barat laut Samudra Pasifik.

Kecepatan pusaran badai yang sangat tinggi dan daya rusaknya yang besar sangat pantas apabila Kim Jong Un menaruh perhatian pada Topan Lingling ini.

BACA SELANJUTNYA

Badai Salju Tewaskan Puluhkan Orang di AS, 380 Ribu Rumah Terdampak