Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia : Senin, 11 November 2019 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Seekor ular raja California atau Lampropeltis Californiae baru saja mengalami fenomena aneh. Apa yang dialami hewan ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya mengenai pertanda apa yang menjadi penyebabnya.

Bagaimana tidak aneh, ular raja California ini memiliki kulit yang berkerak dengan mata berkabut dan wajah yang membengkak.

Diduga kuat, ular raja California mengalami penyakit jamur ular yang sebelumnya mengancam beberapa ular di California.

Dilansir dari Redheaded Blackbelt, ular raja California ini pertama kali ditemukan di Sierra Nevada, Amador County oleh seorang warga. Awalnya, warga ini mengira bahwa hewan tersebut hanya kurus dan sakit biasa.

Saat diperiksa, diketahui bahwa ular raja California ini memiliki mata yang buram dengan sebagian besar kulit yang berkerak.

Ilustrasi ular piton. (Pixabay/ skeeze)

Cukup membuat heboh dan bertanya-tanya, para ilmuwan mulai mengkhawatirkan jika penyakit jamur ular ini dapat berdampak pada populasi ular di California atau tidak.

Selain itu, ilmuwan juga sedang dalam usaha untuk meneliti apakah penyakit ini dapat berdampak pada manusia atau tidak. Namun, berdasarkan penelitian, belum ada bukti bahwa penyakit ini dapat ditularkan ke manusia.

Melihat sejarahnya kemunculan penyakit ini bermula pada tahun 2008 lalu. Penyakit jamur ular ini disebabkan oleh Ophidiomyces Ophiodiicola.

Ilustrasi ular. (Pixabay/Huskyherz)

Ular raja California bisa saja terkena penyakit ini melalui lecet pada kulit dan kontak fisik dengan ular yang terinfeksi. Infeksi yang terlalu parah membuat kulit ular raja California menjadi bersisik dan membuatnya mengganti kulit berulang kali secara tidak wajar.

Di bagian wajah, ular raja California yang terkena penyakit jamur ular memiliki bentuk wajah yang mirip batu, dengan kulit kasar.

Hingga kini, penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui bagaimana penyakit ini akan memberikan efek buruk ke manusia atau sesama hewan nanti ke depannya.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan 5.200 Lubang Misterius di Dasar Laut Ini