Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Tim peneliti dari AS dan China baru saja berhasil menggabungkan sel induk manusia ke dalam embrio monyet. Penelitian itu lantas memicu perdebatan dan berbagai pandangan dari ilmuwan lain.
Seperti yang telah diketahui, makhluk hibrida campuran manusia dan hewan atau dikenal sebagai chimera telah menjadi mitos serta legenda tersendiri.
Kita pasti mengenal Minotaur, makhluk mitologi Yunani berupa monster berbentuk manusia dengan kepala banteng. Makhluk lain seperti Centaur dan juga putri duyung menjadi legenda tersendiri dalam kisah turun temurun.
Dilansir dari Guardian, laporan terbaru dari ahli biologi yang mencampurkan sel manusia dengan monyet memicu sebuah "kekhawatiran kuno", terutama memancing pertanyaan mengenai makhluk apa yang nantinya akan tercipta?
Baca Juga
Sang ilmuwan yang menggabungkan sel manusia dengan monyet sendiri mengaku bahwa mereka tak ingin menciptakan monster. Tujuan utama mereka berfokus pada kesehatan mengingat apabila penelitian berhasil maka penumbuhan organ bisa sangat membantu terkait operasi transplantasi.
Pada 2017, sebuah tim yang dipimpin oleh Juan Carlos Izpisua Belmonte di Salk Institute di La Jolla, California, menunjukkan bahwa sel punca manusia (stem cells) yang ditambahkan ke embrio babi dapat bertahan hingga empat minggu.
Sel-sel manusia tumbuh hanya dalam proporsi yang kecil dan menyusut, tidak cukup untuk menghasilkan jaringan dan organ manusia.
Izpisua Belmonte menduga itu karena hubungan kita terlalu jauh dengan babi. Itulah mengapa saat ini dia dan rekan-rekannya, berkolaborasi dengan grup Weizhi Ji di Kunming University of Science and Technology, Yunnan, China membuat "chimera " manusia-monyet.
Dari 132 embrio chimeric yang dibuat dan dibudidayakan para peneliti dalam sebuah cawan, sebagian besar mati sebelum hari ke-17 setelah pembuahan.
Hanya tiga yang masih hidup pada hari ke-19. Tetapi para peneliti mengatakan bahwa secara umum, sel-sel manusia nampak berintegrasi lebih baik dengan sel-sel monyet daripada yang mereka miliki pada embrio babi.
Beberapa embrio masih memiliki sekitar 4-7 persen sel manusia pada hari ke-15. Penelitian mengenai campuran sel manusia dan monyet ini memancing beragam pendapat dari ilmuwan lain.
"Yang penting bagi saya adalah ke mana perginya sel manusia dan berapa jumlahnya. Jika kita membatasi mereka secara eksklusif pada organ yang diinginkan, seperti pankreas, tidak apa-apa. Tikus dengan pankreas yang terbuat dari sel manusia sama sekali bukan 'manusia'. Tetapi untuk tikus dengan sel punca manusia yang tersebar di semua jaringan, jawabannya tidak begitu jelas. Dan untuk seekor monyet, segalanya menjadi lebih kabur," kata ahli biologi Marta Shahbazi dari Universitas Cambridge.
Hiromitsu Nakauchi seorang ahli biologi asal Jepang berpendapat bahwa etika eksperimen semacam itu paling rumit jika menghasilkan hewan yang ambigu, seperti "babi dengan wajah manusia atau otak manusia".
Itu mungkin mustahil mengingat jarak evolusioner antara babi dan manusia, tetapi bagi monyet ini menjadi semacam kurang jelas.
"Jadi kita harus harus menghindari membuat chimera manusia-hewan dengan komponen manusia yang besar. Mungkin menggunakan sel punca manusia yang dimodifikasi secara genetik yang tidak dapat membuat sel otak," kata Nakauchi.
Eksperimen ilmuwan mengenai sel manusia yang dikembangkan pada embrio monyet bertujuan untuk penelitian biomedis, pemahaman mengenai perkembangan penyakit hingga membuka kesempatan dalam mengatasi kekurangan pasokan organ untuk transplantasi.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Penelitian Ungkap Pria Lajang Berniat Gunakan ChatGPT untuk "Menipu" Calon Pasangan
-
Ilmuwan Ungkap Teori Iklim Bumi Baru, Zaman Es Terbantahkan?