Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 02 Februari 2019 | 20:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Persaingan China dan Amerika Serikat (AS) tidak hanya dalam perdagangan saja. Setelah perang dagang China vs AS, kini kedua negara bersaing di luar angkasa dengan misi antariksa mereka.

Saat ini, China sedang bersemangat untuk menjelajahi antariksa. Setelah sebelumnya berhasil mendarat di Bulan pada Januari 2019.

Lebih hebatnya, pendaratan China di Bulan ini menorehkan rekor sebagai keberhasilan pendaratan di sisi terjauh Bulan selama ini.

Dari keberhasilan ini, rencana berikutnya China sudah menyiapkan 30 misi antariksa yang akan dilakukan sepanjang 2019 ini.

Badan antariksa China (China Aerospace Science and Technology Corporation, CASC) bahkan memiliki rencana untuk mengirimkan lebih dari 50 wahana luar angkasa untuk 30 misi antariksa yang ditargetkan selesai hingga 2019.

Chang'e 4 difoto Yutu 2 saat berada di bulan. (CNSA/CLEP).

Melalui 30 misi itu, Negara Tirai Bambu seolah ingin mematahkan dominasi Amerika Serikat yang dengan NASA, yang selalu menjadi terdepan dalam mengungkap misteri luar angkasa.

Tahun lalu, CASC sukses "mengalahkan" NASA karena berhasil meluncurkan 35 misi antariksa, sementara NASA hanya 30 misi.

Dilansir dari CNET pada Jumat (1/2/2019), salah satu misi penting yang akan dijalani China adalah mengirimkan lunar lander ke Bulan melalui pesawat luar angkasa Chang'e 5 untuk mengumpulkan sampel dan kembali ke Bumi.

Sementara itu, Vice President CASC, Baohua Yang mengatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan roket terbaru Long March 5 pada Juli 2019.

Roket ini nantinya akan digunakan untuk mendorong Chang'e 5 menuju Bulan. Robot luar angkasa Chang'e 5 sendiri diklaim lebih canggih ketimbang pendahulunya, Chang'e 4, yang berhasil mendarat ke sisi terjauh bulan.

Yutu 2 difoto Chang'e 4 saat berada di bulan. (CNSA/CLEP).

Pasalnya, kendaraaan luar angkasa ini dipersenjatai empat elemen utama, yaitu orbiter, lander, returner, dan ascender serta 15 sub-system.

Nantinya, sampel yang diambil Chang'e 5 di Bulan akan disimpan dalam wadah tertutup dan dibawa kembali ke Bumi untuk dianalisis dan diteliti lebih lanjut oleh tim dari CASC.

Sedangkan untuk prosesnya, ascender dari Chang'e 5 akan naik dari permukaan Bulan sambil membawa sampel.

Selanjutnya, ia akan kembali bergabung dengan orbiter yang mengelilingi permukaan Bulan. Tahap akhir, keduanya akan kembali ke Bumi dengan titik pendaratan di Siziwang Banner, Mongolia.

Seandainya misi Chang'e 5 berhasil, maka China akan kembali mengukir sejarah sebagai negara kedua yang sanggup mengirim wahana luar angkasa dan berhasil mengembalikan sampel ke Bumi.

Sebelumnya, Rusia berhasil melakukan hal ini pada 1976 lewat misi Luna 24. Saat itu, sampel yang dibawa Luna 24 ke Bumi adalah batuan Bulan.

Jika China saja bisa punya 30 misi antariksa di 2019 ini, apa yang bisa dilakukan AS bersama NASA di luar angkasa sana? (Suara.com/Tivan Rahmat)

BACA SELANJUTNYA

Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang