Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Fosil dinosaurus yang masuk sebagai salah satu yang terbesar di kelasnya berhasil ditemukan di Thailand. Ilmuwan memperkirakan bahwa dinosaurus yang mempunyai gigi mirip hiu ini bisa menjadi predator puncak di wilayah tersebut.
Penelitian dan penemuan mengenai dinosaurus "bergigi hiu" telah diterbitkan di jurnal PLOS One pada hari Rabu (9/10/2019).
Hewan yang dipercaya hidup pada 115 juta tahun lalu tersebut memiliki panjang lebih dari 26 kali (9 meter) dengan berat setidaknya 3,5 ton.
Dinosaurus yang masuk sebagai kategori pemecah daging ini dinamakan Siamraptor suwati.
Baca Juga
Ilmuwan meyakini bahwa Siamraptor suwati merupakan dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan di Thailand.
Ia hidup selama Zaman Jurassic Akhir (Late Jurassic) di lingkungan yang berpusat pada sistem sungai berkelok-kelok.
Dinosaurus tersebut suka memangsa dinosaurus herbivora dan termasuk predator puncak di wilayahnya.
Ahli paleontologi dari Nakhon Ratchasima Rajabhat University, Duangsuda Chokchaloemwong, menjelaskan bahwa kerangka parsial empat individu Siampraptor berhasil ditemukan di Korat, Thailand.
Fosil-fosil itu termasuk bagian tengkorak, tulang punggung, anggota badan, pinggul, dan gigi.
"Siampraptor adalah predator terbesar di lingkungan dan dengan demikian bisa menjadi predator puncak pada saat itu," kata ahli paleontologi bernama Soki Hattori dari Fukui Prefectural University.
Dilansir dari AsiaOne, Siamraptor yang berarti "perampok dari Thailand", berhasil menyoroti sejarah awal kelompok dinosaurus yang dikenal sebagai carcharodontosaurs.
Ilmuwan Jepang dan Thailand yang berkolaborasi dalam proyek ini cukup terkejut karena menemukan kelompok dinosaurus carcharodontosaurs di Asia Tenggara.
Pasalnya, fosil tua carcharodontosaurs biasanya ditemukan di Afrika dan Eropa.
Dinosaurus bergigi hiu ini memiliki tengkorak sempit yang ringan dengan tanduk yang biasanya ada di puncak kepala mereka.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Cheat Dino Chrome Agar Tidak Gampang Mati hingga Mengatur Kecepatan
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia