Sabtu, 27 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Selasa, 08 November 2022 | 11:17 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Investasi dalam industri yang mencemari oleh miliarder terkaya setiap tahun menghasilkan 3 juta ton gas rumah kaca per orang, yang satu juta kali lebih tinggi dari apa yang diciptakan oleh investasi rata-rata orang, organisasi non-pemerintah internasional Oxfam mengatakan.

"Emisi dari gaya hidup miliarder, jet pribadi, dan kapal pesiar mereka ribuan kali lipat dari rata-rata orang, yang sudah sama sekali tidak dapat diterima.  Tetapi jika kita melihat emisi dari investasi mereka, maka emisi karbon mereka lebih dari satu juta kali lebih tinggi," kata Pemimpin Perubahan Iklim di Oxfam, Nafkote Dabi, seperti dilansir dari Sputnik News.

Investasi menyumbang 70% dari total emisi miliarder terkaya di dunia, sebuah studi Oxfam menemukan.

Studi ini mengevaluasi dampak dari 125 orang kaya yang memiliki lebih dari 10% saham di perusahaan industri yang berpolusi dengan menghitung bagian mereka dalam polusi perusahaan yang sebanding dengan investasi mereka. 

Studi ini juga menunjukkan bahwa miliarder memiliki rata-rata 14% dari total investasi mereka di industri yang berpolusi seperti bahan bakar fosil atau semen. Hanya satu investor dari 125 saham yang diakuisisi dalam energi terbarukan.

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Para penulis studi percaya bahwa angka riil bisa lebih tinggi karena perusahaan cenderung meremehkan volume emisi karbon dioksida mereka dengan beberapa dari mereka tidak mempublikasikan informasi ini sama sekali.

"Emisi investasi" miliarder dapat dikurangi empat kali lipat jika mereka berpegang pada "standar lingkungan dan sosial yang lebih kuat," studi tersebut menemukan.

"Orang super kaya perlu dikenakan pajak dan diatur jauh dari investasi berpolusi yang menghancurkan planet ini. Pemerintah juga harus menerapkan peraturan dan kebijakan ambisius yang memaksa perusahaan untuk lebih akuntabel dan transparan dalam melaporkan dan secara radikal mengurangi emisi mereka," kata Dabi.

Studi ini juga menunjukkan bahwa sejumlah besar perusahaan tidak terlalu tertarik untuk memperbaiki dampak iklim negatif mereka dan, sebaliknya, menyajikan rencana yang ambisius tetapi seringkali tidak realistis atau tidak terjangkau untuk go green.

Kurang dari sepertiga dari 183 perusahaan yang diteliti oleh Oxfam berkolaborasi dengan Science Based Targets Initiative, sebuah kemitraan internasional antara CDP (mantan Proyek Pengungkapan Karbon), United Nations Global Compact, World Resources Institute dan World Wide Fund for Nature.

BACA SELANJUTNYA

Mumpung Lagi Laris, Chili Nasionalisasikan Industri Litium