Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 21 Januari 2022 | 18:39 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono secara resmi mengungkap kalau bank sentral ini telah menjadi korban serangan ransomware.

Melalui pengakuian ini disampaikan setelah muncul laporan bahwa Bank Indonesia telah diretas oleh Grup Conti, peretas asal Rusia.

Erwin menjelaskan kalau serangan ransomware itu terjadi pada Desember 2021 lalu. Meski demikian, ia mengklaim BI telah berhasil mengatasinya dan saat ini lembaga tersebut beroperasi dengan normal.

"Kemudian BI telah melakukan asesmen secara keseluruhan terhadap serangan tersebut. Kami assesment seluruh karyawan seluruh perkantoran yang jumlahnya ribuan di bulan lalu," ujar Erwin dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/1/2022).

Dalam hal ini tutur Erwin, BI telah melakukan pemulihan dan melakukan mitigasi agar serangan tersebut tidak terulang. Adapun upaya mitigasi itu di antaranya, pertama menyusun kebijakan standar dan ketahanan siber yang lebih ketat.

Lalu kedua, BI terus mengembangkan teknologi dan infrastruktur keamanan siber yang lebih kuat, dan ketiga membangun kerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar antisipasi terjadinya insiden berikutnya.

"Jadi dengan langkah itu, Bank Indonesia kemudian ingin memastikan bahwa layanan operasi BI tidak terganggu, tetap terkendali dan bisa mendukung kegiatan ekonomi masyarakat," ucap Erwin.

Bank Indonesia, pada Kamis (20/1/2022) mengaku telah menjadi korban serangan ransomware pada Desember 2021 kemarin. Foto: Ilustrasi Bank Indonesia. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Dia juga kembali menegaskan, layanan BI kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasanya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

"Kemudian BI juga senantiasa melakukan pengujian kepada seluruh infrastruktur guna memastikan terselenggaranya layanan sistem pembayaran secara aman, lancar dan efisien, seluruh layanan BI," pungkas Erwin.

Sebelumnya diwartakan bahwa Bank Indonesia telah menjadi korban serangan ransomware dari kelompok peretas Rusia yang dikenal dengan nama Grup Conti. Hal ini dilaporkan oleh akun Twitter intelijen dark web, Dark Tracer.

"[ALERT] Geng ransomware Conti telah mengumumkan Bank of Indonesia dalam daftar korbannya," kata akun Twitter Dark Tracer.

Akun tersebut juga menautkan screenshot berisi data-data yang diduga berhasil diretas dari Bank Indonesia. Terlihat data tersebut berisi 838 file dengan kapasitas 487,09 MB.

Ransomware adalah salah satu serangan malware yang menggunakan metode enkripsi untuk menyimpan maupun menyembunyikan informasi korban. Data yang diretas nantinya bakal dipakai hacker untuk meminta tebusan ke korbannya.

Mengutip Threatpost, Grup Conti sendiri berbasis di Rusia. Pelaku kejahatan siber ini disebut Palo Alto Networks sebagai salah satu grup ransomware yang paling kejam saat ini.

Itulah pengakuan Bank Indonesia yang telah menjadi korban dari serangan ransomware oleh Grup Conti, peretas asal Rusia. (Suara.com/ Achmad Fauzi).

BACA SELANJUTNYA

Mengenal Serangan Ransomware Lengkap Cara untuk Mencegah dan Mengatasinya