Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Rasa bahagia ternyata tidak dapat berlangsung dalam waktu yang lama sehingga mood seseorang bisa naik dan turun seiring berjalannya waktu.
Dalam penelitian ilmiah, kebahagiaan ternyata berumur pendek.
Itu yang menyebabkan seseorang selalu menginginkan hal berbeda untuk memperoleh sensasi kebahagiaan yang baru.
Meskipun mendapatkan apa yang kita inginkan, kita mungkin tidak akan merasakan kebahagiaan dalam waktu yang lama.
Baca Juga
Penelitian dari Pennsylvania State University mengungkapkan bahwa itu ada hubungannya dengan "hedonic adaptation" dan "adaptasi hedonis".
Hedonix adaptation mengacu pada suatu proses di mana orang terbiasa dengan situasi mereka, sehingga efek emosional dari peristiwa positif dan negatif akan berkurang seiiring berjalannya waktu.
Sebagai contoh, kemungkinan kita mengira bahwa pemenang hadiah Rp 1 miliar akan jauh lebih bahagia daripada rata-rata orang di sekitarnya.
Atau mungkin kita mengira bahwa seseorang yang divonis lumpuh karena kecelakaan menjadi relatif sengsara.
Pada pemrosesan sinyal pada otak, ternyata kedua orang di atas menunjukkan tingkat kebahagiaan yang kurang lebih sama setelah setahun mengalami peritiwa tersebut.
Dalam mengejar kebahagiaan, peneliti menganalogikan sebuah cerita dalam mitologi Yunani.
Sisyphus, raja Korintus yang terkenal kejam, dikutuk oleh Zeus atas hukuman kekal berupa menggulingkan batu besar ke atas gunung.
Setiap kali dia hendak mencapai puncak, batu itu tanpa ampun berguling ke bawah, memaksanya mengulangi seluruh latihan di atas, untuk selamanya!
Perburuan manusia dalam mengejar puncak kebahagiaan adalah upaya tanpa akhir, seperti kutukan Sisyphus.
Dikutip dari Science ABC, penelitian menemukan beberapa cara dalam upaya meningkatkan rasa kebahagiaan meskipun sebenarnya tidak akan mencapai puncak.
Beberapa sifat positif terbukti dapat meningkatkan kebahagiaan sehingga rasa bahagia dapat dipertahankan dalam waktu sedikit lebih lama.
Beberapa hal tersebut adalah rasa syukur atau ucapan terima kasih, visualisasi positif (optimis dalam impian), dan melakukan perbuatan baik.
Itulah tadi penjelasan ilmiah mengenai mengapa rasa bahagia terasa begitu cepat dan cara mempertahankan kebahagiaan dalam waktu sedikit lebih lama, bagaimana menurut pendapat kamu?
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Penelitian Ungkap Pria Lajang Berniat Gunakan ChatGPT untuk "Menipu" Calon Pasangan
-
Ilmuwan Ungkap Teori Iklim Bumi Baru, Zaman Es Terbantahkan?
-
Penelitian Kaspersky Ungkap Bagaimana Bisnis Gelap Terjadi di Darknet
-
Mendengarkan Musik Memicu Efek Positif Saat Orang Sakit Menjalani Terapi Pengobatan