Jum'at, 26 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Kamis, 13 Agustus 2020 | 18:04 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Tumbukan terbesar di tata surya yang membekas seperti bekas luka yang menutupi sebagian besar permukaan bulan terbesar Jupiter, Ganymede ditemukan para ilmuwan.

Para ahli ingin meninjau kembali pengamatan dari sejumlah misi NASA sebelumnya yang mempelajari bulan masif yang lebih besar dari Merkurius. 

Secara khusus, para ahli tertarik dengan serangkaian fitur yang disebut alur, yang muncul di beberapa medan tertua di bulan.

Para peneliti memulai dengan mengumpulkan data yang dikumpulkan oleh misi kembar Voyager milik NASA, yang masing-masing terbang melewati sistem Jupiter pada 1979 dan dengan misi Galileo NASA, yang menghabiskan delapan tahun selama akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an mempelajari planet raksasa.

Tim ahli kemudian menganalisis ulang pengamatan yang mencakup sesuatu yang disebut Dark Terrain, yang merupakan permukaan tertua di Ganymede. Di seluruh Dark Terrain, menurut pemodelan baru, semua alur keluar dasi satu titik, bahkan di sisi berlawanan dari bulan.

Dilansir dari Space.com, Kamis (13/8/2020), para ilmuwan menyadari bahwa alur tersebut mewakili dampak yang begitu besar sehingga mempengaruhi seluruh permukaan bulan.

Tetapi jika yang menjadi penyebabnya adalah tabrakan, asteroid yang cukup besar setidaknya berdiameter 50 kilometer dan lebar lebih dari 150 kilometer, bisa saja menjadi sumber tabrakan itu dan meninggalkan serangkaian patahan yang tepat, kemudian setelah ribuan tahun proses geologi, telah menjadi alur dan palung yang dilihat para ilmuwan saat ini.

Salah satu Bulan Jupiter, Ganymede. [Sci.esa.int]

Jika pemodelan itu benar, para ahli telah menemukan "bekas luka" benturan terbesar di tata surya, dengan radius seluas 7.800 kilometer. Sistem tumbukan terbesar yang diketahui saat ini, yang disebut Kawah Valhalla dan ditemukan di bulan Jupiter lainnya yaitu Callisto dengan radius 1.900 kilometer, tidak ada artinya jika dibandingkan dengan tumbukan di Ganymede ini.

Para ilmuwan di balik penelitian ini berharap bahwa data baru akan membantu mereka menafsirkan alur Ganymede dengan lebih baik dan memahami dengan tepat apa yang membentuknya.

Badan Antariksa Eropa (ESA) sedang mengembangkan pesawat luar angkasa bernama Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE), yang akan diluncurkan pada tahun 2022. Misi tersebut akan berfokus pada Ganymede, Callisto, dan Europa, dan diprediksi akan tiba pada tahun 2029 dengan masa operasi misi setidaknya tiga tahun.

Penelitian ini sendiri sudah diterbitkan dalam jurnal Icarus pada 15 Juli.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya