Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Saat terjadi Bulan Purnama Salju atau Snow Moon kemarin, apakah kamu merasa bisa tidur nyenak? Jika tidak, tenang kamu tidaklah sendirian.
Ternyata, kemunculan fenomena langit Bulan Purnama ikut berdampak pada kualitas tidur. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan tiga universitas, didapati kalau adanya pengaruh Bulan Purnama pada kurangnya frekuensi tidur.
Termuat dalam laporan dari Philadelphia Inquirer's Anthony R. Wood, menemukan bahwa waktu tidur berkurang 46 hingga 58 menit.
Baca Juga
Data ini dibandingkan dengan tidur biasa pada malam-malam yang datang tepat sebelum Bulan Purnama.
Para peneliti telah menemukan bahwa orang-orang mengalami osilasi dalam 29,5 hari siklus bulan mereka.
Mereka juga mengatakan bahwa terutama pada periode mendekati Bulan Purnama, seseorang yang biasa tidur lebih cepat akan memilih lebih larut.
Sebagaimana melansir laman Wionews, Minggu (28/2/2021), pola tidur dan durasi tidur tergantung pada lokasi, kata Horacio de la Iglesia, seorang profesor Biologi dari University of Washington.
Studi tersebut juga menyebutkan bahwa apakah seseorang tinggal di daerah pedesaan atau perkotaan juga berdampak pada tidurnya.
Dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Washington, Universitas Yale, dan Universitas Nasional Quilmes Argentina, penelitian ini melibatkan 98 orang dari Formosa, sebuah provinsi di Argentina dan 464 mahasiswa dari Seattle.
Data siklus tidur dari satu hingga dua siklus bulan diekstraksi.
Studi tersebut mencatat bahwa tiga komunitas yang terlibat dalam penelitian kurang tidur selama tiga hingga lima hari sebelum Bulan Purnama tiba, UW News melaporkan.
Itu menunjukkan bahwa partisipan tidur paling sedikit pada malam-malam sebelum Bulan Purnama.
Itulah hasil penelitian baru yang mendapati adanya kaitan Bulan Purnama dengan frekuensi dan kualitas tidur seseorang. (Suara.com/ Dythia Novianty).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
-
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
-
Microsoft Terbitkan Makalah Penelitan tentang AI, Mampu Ungguli Manusia?
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Penelitian Ungkap Pria Lajang Berniat Gunakan ChatGPT untuk "Menipu" Calon Pasangan
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra, Kapan Terjadi Tahun 2023 Ini?