Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Para ilmuwan yang berasal di Australia tidak dapat menutup kesedihan mereka ketika objek penelitian mereka berupa mamalia imut kini telah punah. Melomys Bramble Cay (Melomys rubicola) telah resmi punah karena perubahan iklim menyapu habitatnya
Melomys rubicola merupakan hewan pengerat endemik yang cukup imut di ujung utara Great Barrier Reef.
Beberapa mamalia imut tersebut pernah terlihat di tahun 2009 sehingga masuk sebagai hewan terancam punah.
Namun kini statusnya ditingkatkan sebagai hewan yang telah resmi punah oleh pemerintah Australia.
Baca Juga
Melomys Bramble Cay dinyatakan punah oleh pemerintah negara bagian Queensland. Pada Senin (18/02/2019), menteri lingkungan kebijakan federal, Melissa Price resmi mengumumkan bahwa Melomys Bramble Cay telah punah karena perubahan iklim.
''Pemberitahuan sebelumnya dari para ilmuwan seperti mendengar bahwa kerabatmu telah meninggal. Ketika dimasukkan pada kolom punah di dalam undang-undang lingkungan nasional, itulah pemberitahuan pemakaman sebenarnya. Saat itu semua orang perlu berkumpul, terlibat bersama,'' kata Melissa Price dalam pernyataannya.
Melomys Bramble Cay adalah hewan pengerat berwarna coklat yang bertubuh mungil.
Mereka bertahan selama beberapa dekade di sebuah pulau terpencil di Selat Torres, Australia.
Melomys ini hidup di Bramble Cay, sebuah pulau di perairan Australia, 227 km timur laut Cape York Peninsula di Queensland dan 50 km dari pantai Papua Nugini.
Pulau Bramble Cay termasuk pulau kecil yang terdiri dari dataran rendah, tiga meter di atas permukaan laut saat air pasang.
Daerah itu juga dikelilingi pasir, tumbuh-tumbuhan, dan beberapa batu serta struktur buatan manusia, mercusuar setinggi 17 meter.
''Kalian dapat berjalan di sekitar pulau tersebut dalam waktu 10 menit,'' kata Ian Gather, salah seorang ilmuwan yang sebelumnya meneliti Melomys rubicola.
Para ilmuwan sebenarnya telah melakukan misi darurat untuk penelitian hewan pengerat itu sejak tahun 2014.
Karena hewan endemik, maka mereka harus membiarkan mereka tetap pada pulau tersebut.
Akhir-akhir ini mereka memasang 900 jebakan pada malam hari dan menyebar 60 kamera di pulau itu.
Tetapi para ilmuwan harus bersedih karena mereka tidak menemukan apa-apa.
Dikutip dari BuzzFeed News, perubahan iklim membuat permukaan laut global naik rata-rata 3,2 mm per tahun di seluruh dunia.
Namun di Selat Torres, angkanya meningkat menjadi 6 mm per tahun. Itu membuat adanya bencana ekologis di Bramble Cay sehingga menjadi malapetaka untuk hewan pengerat tersebut.
Kepergian mamalia imut melomys Bramble Cay menjadi peringatan bagi manusia akan dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Terkini
- Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
- Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
- Kembali Produktif Usai Liburan dengan Samsung Galaxy A55 5G, Cek Bagaimana Caranya
- Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
- Software Update Samsung Galaxy Tab S9 Series, Hadirkan Galaxy AI
- Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
- Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
- FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
Berita Terkait
-
Hari Bumi 2023, Google Doodle Ingatkan Perubahan Iklim
-
Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
BRIN: 2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem Makin Sering di Indonesia
-
Katak Mountain Mist Australia Punah, Pemerintah Didesak untuk Berbenah
-
Kasihan, Penyu Ini Terancam Punah Gara-Gara Dimitoskan Jadi Bahan Obat Kuat, duh!
-
Ilmuwan Ungkap Pelelehan Es di Greenland Kian Cepat, Perubahan Iklim Bikin Khawatir
-
PBB Ungkap Potensi Mematikan dari Gelombang Panas yang akan Datang, Bikin Ngeri
-
Manfaatkan Teknologi, Fairatmos Sasar Demokratisasi Akses Pasar Karbon
-
Sempat Dikira Punah Sejak 80 Tahun, Kemunculan Binatang Pengurai Kayu di Australia Ini Bikin Heboh