Pemerkosa Ditelanjangi dan Alat Vitalnya Dimakan Anjing, Videonya Sadis!

Hitekno.com - Sebuah video dengan kekejaman ekstra tinggi viral di media sosial setelah memperlihatkan hukuman kepada seorang pemerkosa. Di Meksiko, sebuah geng lokal main hakim sendiri dan menghukum pemerkosa dengan dikebiri menggunakan gigitan anjing.

Video tersebut sempat viral di Twitter regional Meksiko, kemudian dihapus oleh pihak Twitter setelah menampakkan penyiksaan di luar batas kemanusiaan.

Dalam video, seorang pria yang berusia 30-an tampak ditelanjangi dan disiksa dengan sebuah pukulan di kepala.

Setelah disiksa, alat kelaminnya sengaja diumbar oleh beberapa pria yang mengelilinginya.

Seekor anjing berjenis pit bull berwarna putih langsung mengoyak alat vital pria yang diduga sebagai pemerkosa tersebut.

Insiden itu diyakini telah terjadi di Mexico City, Meksiko dan dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam geng lokal setempat.

Dikutip dari The Sun, sebelumnya, ribuan wanita turun ke jalan-jalan di ibukota Meksiko untuk memprotes kekerasan seksual yang meningkat di negaranya.

Aksi itu dipicu oleh dugaan pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 17 tahun oleh empat oknum petugas polisi di distrik Azcapotzalco, Mexico City pada 3 Agustus 2019.

Demonstran berbaris dan membentangkan spanduk bertuliskan "Jika Anda menyakiti wanita, kami akan melanggar hukum Anda".

Geng lokal yang terlibat diyakini sebagai bagian dari kartel narkoba.

Video yang sempat viral tersebut diunggah oleh geng lokal Meksiko sebagai peringatan bagi para "calon binatang buas" lainnya.

Mereka mengancam dalam bahasa Spanyol bahwa kejadian di atas akan terulang jika terdapat pemerkosa yang beraksi di wilayahnya.

Guardian melaporkan bahwa Meksiko memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di dunia dengan 17 ribu kasus pembunuhan terjadi pada semester pertama 2019.

Rata-rata 10 wanita dibunuh setiap hari di Meksiko, dengan banyak kejahatan lainnya yang tidak dilaporkan maupun dihukum.

Video hukuman sadis pada pemerkosa yang viral tersebut diyakini sebagai ungkapan kekecewaan warga lokal di sana terhadap upaya penegakan hukum.