Rabu, 08 Mei 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 02 April 2020 | 12:00 WIB

Hitekno.com - Aplikasi Zoom jadi pilihan banyak pihak untuk melakukan video call di saat isolasi dari penyebaran virus corona COVID-19. Dari rapat kerja hingga belajar online, aplikasi zoom jadi pilihan.

Tak heran di saat masa pandemi virus corona COVID-19 ini, popularitas aplikasi ini terus meningkat.

Sayang, aplikasi Zoom versi iOS dituduh mengirimkan data penggunanya ke Facebook, tanpa sepengetahuan pemilik akun.

Menanggapi masalah terasebut, Zoom menyatakan bahwa saat ini pihaknya telah menghapus fungsi tersebut dan meyakinkan publik bahwa pihaknya tidak menjual data pengguna.

Selain itu, Zoom memperbarui kebijakan privasi di platformnya. Dalam website resmi perusahaan, Chief Legal Officer Zoom Aparna Bawa mengklaim bahwa pihaknya tidak melakukan aktivitas ilegal, termasuk penjualan data pribadi.

Ilustrasi aplikasi Zoom di laptop. [Shutterstock]

"Kami tidak menjual data pribadi Anda, baik para pengguna kalangan bisnis, sekolah, atau individu, kami tidak menjual data kalian," ujar Bawa seperti dikutip laman Ubergizmo, Kamis (2/4/2020).

Bawa melanjutkan, pihak perusahaan hanya mendapatkan data pengguna ketika mereka ingin bermitra dengan Zoom ataupun menghubungi langsung perusahaan.

"Kami tidak menggunakan data yang kami peroleh dari penggunaan Anda atas layanan kami, termasuk pertemuan Anda, untuk iklan apa pun. Kami menggunakan data yang kami peroleh dari Anda ketika Anda mengunjungi situs web pemasaran kami, seperti zoom.us dan zoom.com. Anda memiliki kendali atas pengaturan cookie Anda sendiri ketika mengunjungi situs web pemasaran kami," imbuhnya.

Sebagai penutup, Bawa meyaknikan bahwa Zoom mengenkripsi semua percakapan grup. Artinya, mereka tidak memantau isi percakapan dalam video yang dilakukan para penggunanya selama pengguna tidak menyimpannya di cloud.

Itulah bantahan resmi dari aplikasi Zoom kalau mereka tidak menjual data pengguna kepada Facebook juga tidak melakukan aktivitas ilegal. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

BACA SELANJUTNYA

Dituduh Memata-matai Pengguna di AS, CEO TikTok Sindir Facebook