Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Hacker Remaja, Graham Ivan Clark telah mengaku bersalah atas serangan penipuan bitcoin yang mengakibatkan pengambilan akun profil petinggi di media sosial.
Graham Ivan Clark yang berusia 17 tahun tersebut dituduh menjadi pemimpin penipuan dan dihukum tiga tahun penjara.
Dilansir dari laman The Verge, remaha tersebut terlah menghabiskan 229 hari waktu bertugas sejak penangkapannya di musim panas lalu.
Tergolong usia muda, Clark kemungkinkan bisa mengurangi waktu di penjara dan menjalani sebagai hukumannya di kamp pelatihan.
Baca Juga
-
Akhirnya Terungkap, Ada Jalan Masuk Terowongan Kematian Perang Dunia I
-
Luncurkan #PesanDariRumah, Gojek Ajak Mitra Taat Protokol Kesehatan
-
PNS Wanita Naik Motor Sport Ini ke Kantor, Netizen: Pengen Dibonceng Mbak
-
Serang Developer Cyberpunk 2077, Hacker Lelang Data Curian Rp 97,9 miliar
-
Server Developer Cyberpunk 2077 Diretas, Hacker Tinggalkan Ancaman Ini
Tak hanya itu, Graham Ivan Clark ini juga akan akan dilarang menggunakan komputer tanpa izin dan tanpa pengawasan dari penegak hukum.
Peretasan beberapa akun Twitter Elon Musk, Bill Gates, Barack Obama dan Joe Biden pada 15 Juli 2020 lalu.
Insiden ini menjadi peristiwa keamanan siber paling parah dalam sejarah Twitter karena berhasil membobol beberapa akun orang terkenal.
Peretasan tersebut disusupi dengan cepat mempromocikan penipuan bitcoin Clark.
Laporan The Verge mengungkapkan bahwa peretasan yang dia lakukan bersama kolaborator lain yang diduga dia temui di form penjualan nama pengguna online yang disebut OGusers, telah menjadi subjek dari banyak laporan yang merinci penggunaan alat Twitter internal oleh grup tersebut.
Alat-alat tersebut yang dapat digunakan untuk mengatur ulang alamat email akun, memungkinkan Clark dan kolaboratornya untuk mengambil alih kendali akun dna mengirimkan tweet yang meminta publik untuk bitcoin.
Usai terjadi peretasan, Clark ditangkap di rumahnya di Hillsborough, Florida. Mitra Clark, Nima Fazeli dari Orlando dan Mason Sheppard dari Inggris juga dituduh melakukan kejahatan federal.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Link Phising Marak Beredar, Waspada Jika Terjadi Gejala Ini di HP Anda
-
Gegara Hacker dan Scam, Investor Kripto Kehilangan Rp 1,5 Triliun pada April 2023
-
Ancaman Siber, Pakar Temukan Aplikasi Berbahaya Google Play Dijual di Darknet
-
Exchange Bitrue Diserang Hacker, Kripto Senilai Ratusan Miliar Rupiah Hilang
-
Penelitian Kaspersky Ungkap Bagaimana Bisnis Gelap Terjadi di Darknet
-
Asal Nama Bjorka dan Serentetan Aksi Jahatnya, Termasuk Bongkar Data Rafael Alun
-
Bjorka Ejek BPJS Ketenagakerjaan, Sang Hacker Mulai Aktif di Telegram dan Twitter
-
Diduga Data Rafael Alun Trisambodo Diumbar Bjorka, Termasuk Kepemilikan Kendaraan
-
Kembali Beraksi, Kini Bjorka Sebar Data Pribadi Diduga Punya Mantan Pejabat Ditjen Pajak
-
Bjorka Umbar Data Pribadi Diduga Milik Rafael Alun Trisambodo