Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 10 Desember 2019 | 10:17 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Apakah komet bisa meledak di luar angkasa? Ternyata bisa, seperti tangkapan NASA yang berhasil mengabadikan sebuah komet meledak.

Komet 46P/Wirtanem, tertangkap pantauan badan antariksa Amerika serikat ini dengan bantuan satelit TESS (Transit Exoplanet Survey Satelite). 

TESS yang awal mulanya hanya berfokus mengamati dan mencari eksoplanet, tapi tak sengaja mengabadikan peristiwa komet meledak yang terjadi pada akhir 2018 tersebut.

Saat dilatih di wilayah langit tertentu selama sebulan, TESS menangkap seluruh peristiwa dari awal hingga akhir ketika komet 46P/Wirtanen meledak, mengeluarkan debu, es, dan gas ke dalam kosmos.

Komet adalah bongkahan besar batuan es yang tersisa dari pembentukan bintang dan berusia miliaran tahun.

Ada banyak alasan mengapa komet dapat meledak, meski begitu masih tidak diketahui secara pasti alasan meledaknya komet 46P/Wirtanen ini.

"Saat komet mengorbit Matahari, mereka dapat melewati bidang pandang TESS," jelas Tony Farnham, penulis utama pengamatan ini dari University of Maryland.

Ledakan komet. [NASA Goddard Space Flight Center]

TESS berhasil mengabadikan ledakan dengan detail yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kejadian komet meledak tersebut terjadi pada 26 September 2018 dan menghilang selama 20 hari berikutnya.

TESS mengambil gambar setiap 30 menit sehingga tim dapat melihat seluruh urutan kejadian ketika komet meledak.

Dilansir laman IFL Science, ledakan awal terjadi dalam dua fase, yaitu ledakan pertama sepanjang 1 jam dan ledakan selanjutnya selama 8 jam.

Ada beberapa teori yang menyebutkan tentang pemicu ledakan komet, sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi di permukaan komet.

Hal ini bisa berupa gelombang panas dari Matahari yang menyebabkan es di komet menguap dengan cepat dan menciptakan ledakan atau runtuhnya permukaan berbatu di komet.

"Kita tidak bisa memprediksi kapan ledakan komet akan terjadi," tambah Farnham.

Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA. [Shutterstock]

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters, tim menghitung berapa banyak material yang bisa dikeluarkan dalam ledakan komet.

Menurut peneliti diperkirakan mencapai 1 juta kilogram sehingga cukup membuat kawah selebar 20 meter di permukaan Wirtanen.

Selain ledakan, para peneliti juga berhasil menangkap jejak debu komet untuk pertama kalinya.

Jejak yang terlihat seperti puing-puing pasir dan kerikil itulah yang menyebabkan terjadinya hujan meteor saat orbit Bumi melintasi komet dan membuat beberapa puing memasuki atmosfer Bumi.

Itulah kejadian komet meledak yang berhasil diabadikan oleh NASA 2018 kemarin. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus