Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Di wilayah Long Penisula, Antartika sebelah timur, terdapat kuburan kuno yang dapat menceritakan kisah tragis mengenai perubahan iklim. Terkubur di dalam lapisan sedimen, mumi penguin ditemukan masih utuh.
Tak hanya satu, namun diperkirakan puluhan ribu penguin Adelie mati dalam dua peristiwa kematian massal selama 1.000 tahun terakhir.
Atas penemuan mumi penguin, sekelompok peneliti melakukan studi untuk mengetahui lebih lanjut. Studi mengenai mumi penguin dan peristiwa kematian massal sudah diterbitkan di Journal of Geophysical Research: Biogeosciences.
Terdapat 2 peristiwa besar yang pernah terjadi tepatnya pada 750 tahun yang lalu dan 200 tahun terakhir.
Baca Juga
Kematian massal para penguin disebabkan oleh salju tebal atau hujan yang berlangsung selama beberapa dekade.
Dikutip dari IFLScience, peristiwa besar itu menyebabkan banjir, erosi dan hilangnya habitat yang sesuai bagi spesies penguin di Antartika sebelah timur.
Sekarang, kondisi yang menyebabkan dua peristiwa besar itu sepertinya ada kaitannya dengan perubahan iklim yang sedang terjadi.
Selama 3.900 tahun, penguin Adelie hanya tinggal di Antartika. Ilmuwan spesialis karbon mengisahkan bahwa usia mumi penguin ketika mati sebagian besar masih berusia anak-anak.
Kematian anak penguin sehingga terperangkap di lapisan sedimen itu disebabkan karena peristiwa pergeseran Mode Annular Selatan. Peristiwa itu berhubungan erat dengan pola angin di Samudera Selatan yang menghembuskan udara basah ke Antartika Timur.
Kematian massal terjadi karena salju tebal dan udara basah menyebabkan anak-anak penguin tak bisa bertahan.
Anak-anak penguin tidak memiliki bulu yang cukup tebal untuk bertahan di dalam kondisi yang ekstrem.
Salju yang cukup tebal dapat menyulitkan orang tua penguin menemukan kerikil yang cocok untuk sarang mereka.
Selain itu, jika salju yang tebal mencair, maka telur penguin bisa langsung tenggelam dan gagal menetas.
Salah satu sampel mumi diketahui berumur 750 tahun. Mumi penguin itu merupakan salah satu dari puluhan ribu penguin yang mati.
Ironisnya, kematian massal ketiga penguin terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Hujan salju yang tak henti-hentinya selama tahun 2013 dan peristiwa sama yang terjadi di tahun 2017 membuat anak penguin tak selamat.
Tercatat hanya 2 dari sekitar 40 ribu anak penguin yang selamat.
Mumi penguin dapat menjadi tamparan keras bagi manusia untuk lebih pada perubahan iklim.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
-
Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya
-
Apakah Gempa Bisa Diprediksi? Ini Kata Ilmuwan Soal Potensi Gempa di Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir