Jum'at, 26 April 2024
Dany Garjito | Rezza Dwi Rachmanta : Minggu, 09 September 2018 | 10:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Di wilayah Long Penisula, Antartika sebelah timur, terdapat kuburan kuno yang dapat menceritakan kisah tragis mengenai perubahan iklim. Terkubur di dalam lapisan sedimen, mumi penguin ditemukan masih utuh.

Tak hanya satu, namun diperkirakan puluhan ribu penguin Adelie mati dalam dua peristiwa kematian massal selama 1.000 tahun terakhir.

Atas penemuan mumi penguin, sekelompok peneliti melakukan studi untuk mengetahui lebih lanjut. Studi mengenai mumi penguin dan peristiwa kematian massal sudah diterbitkan di Journal of Geophysical Research: Biogeosciences.

Terdapat 2 peristiwa besar yang pernah terjadi tepatnya pada 750 tahun yang lalu dan 200 tahun terakhir.

Kematian massal para penguin disebabkan oleh salju tebal atau hujan yang berlangsung selama beberapa dekade.

Dikutip dari IFLScience, peristiwa besar itu menyebabkan banjir, erosi dan hilangnya habitat yang sesuai bagi spesies penguin di Antartika sebelah timur.

Sekarang, kondisi yang menyebabkan dua peristiwa besar itu sepertinya ada kaitannya dengan perubahan iklim yang sedang terjadi.

 

Kuburan massal penguin di Antartika sebelah timur. ( Yuesong Gao)

Selama 3.900 tahun, penguin Adelie hanya tinggal di Antartika. Ilmuwan spesialis karbon mengisahkan bahwa usia mumi penguin ketika mati sebagian besar masih berusia anak-anak.

Kematian anak penguin sehingga terperangkap di lapisan sedimen itu disebabkan karena peristiwa pergeseran Mode Annular Selatan. Peristiwa itu berhubungan erat dengan pola angin di Samudera Selatan yang menghembuskan udara basah ke Antartika Timur.

Kematian massal terjadi karena salju tebal dan udara basah menyebabkan anak-anak penguin tak bisa bertahan.

Anak-anak penguin tidak memiliki bulu yang cukup tebal untuk bertahan di dalam kondisi yang ekstrem.

Salju yang cukup tebal dapat menyulitkan orang tua penguin menemukan kerikil yang cocok untuk sarang mereka.

 

Mumi penguin berusia 750 tahun. ( Yuesong Gao)

Selain itu, jika salju yang tebal mencair, maka telur penguin bisa langsung tenggelam dan gagal menetas.

Salah satu sampel mumi diketahui berumur 750 tahun. Mumi penguin itu merupakan salah satu dari puluhan ribu penguin yang mati.

Ironisnya, kematian massal ketiga penguin terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Hujan salju yang tak henti-hentinya selama tahun 2013 dan peristiwa sama yang terjadi di tahun 2017 membuat anak penguin tak selamat.

Tercatat hanya 2 dari sekitar 40 ribu anak penguin yang selamat.

Mumi penguin dapat menjadi tamparan keras bagi manusia untuk lebih pada perubahan iklim. 

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid